Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Arab Saudi Melunakkan Pendiriannya untuk Normalisasi dengan Israel?

Kompas.com - 17/09/2020, 13:27 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Aljazeera

RIYADH, KOMPAS.com - Tiga minggu setelah UEA menormalisasi hubungan dengan Israel disusul Bahrain, sekutu dekat Arab Saudi, pemimpin Muslim terkemuka Arab Saudi menyerukan untuk umat Islam menghindari amarah terhadap orang-orang Yahudi.

Melansir Al Jazeera pada Rabu (16/9/2020), Abdulrahman al-Sudais, seorang imam Masjidil Haram di Mekah mengatakan kepada umat Islam untuk menghindari "emosi yang menggebu-gebu dan antusiasme yang membara" terhadap orang-orang Yahudi.

Pesannya tersebut disiarkan di televisi pemerintah Saudi pada 5 September.

Sudais, dalam khotbah-khotbahnya yang lalu mendoakan orang-orang Palestina agar menang atas orang-orang Yahudi, "penjajah dan penyerang", dan berbicara tentang bagaimana Nabi Muhammad baik kepada tetangga Yahudinya.

Ia juga menyampaikan pesan bahwa cara terbaik untuk membujuk orang-orang Yahudi agar masuk Islam adalah dengan "memperlakukan mereka dengan baik".

Sementara ini, Arab Saudi diperkirakan tidak akan mengikuti langkah normalisasi dalam waktu dekat, seperti yang dilakukan sekutu Teluknya.

Pernyataan Sudais bisa menjadi petunjuk bagaimana kerajaan Arab Saudi menyikapi subjek sensitif yang memanas terhadap Israel di Timur Tengah, karena perjanjian damai UEA dan Bahrain secara resmi dengan Israel, sebuah prospek yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Ditunjuk oleh raja, Sudais adalah salah satu tokoh paling berpengaruh di negara itu, yang mencerminkan pandangan dari pendirian agama konservatif serta pihak Istana Kerajaan.

Baca juga: Anggota Demam dan Kehilangan Indra Penciuman, Lembaga Munzalan Jadi Klaster di Kalbar

Perjanjian dramatis dengan UEA dan Bahrain adalah kudeta bagi Israel dan Presiden AS Donald Trump, yang menggambarkan dirinya sebagai pembawa damai sebelum pemilihan presiden AS pada November.

Namun, pemain diplomatik besar di Timur Tengah untuk kesepakatan Israel adalah Arab Saudi, yang mana rajanya adalah penjaga situs-situs paling suci Islam, dan pemimpin eksportir minyak terbesar di dunia.

Uji reaksi publik

Marc Owen Jones, seorang akademisi dari Institut Studi Arab dan Islam di Universitas Exeter, mengatakan bahwa normalisasi UEA dan Bahrain telah memungkinkan Arab Saudi untuk menguji opini publik.

Namun, kesepakatan formal dengan Israel akan menjadi "tugas besar" bagi kerajaan.

"Memberi Saudi 'dorongan' melalui seorang imam yang berpengaruh jelas merupakan salah satu langkah dalam mencoba untuk menguji reaksi publik dan mendorong gagasan normalisasi," tambah Jones.

Permohonan Sudais untuk menghindari perasaan intens sangat jauh dari pengalamannya yang lalu, ketika dia menangis puluhan kali saat berdoa untuk Masjid Al-Aqsa Yerusalem, situs paling suci ketiga bagi Islam.

Khotbah 5 September mendapat reaksi beragam, dengan beberapa orang Saudi membelanya karena hanya mengkomunikasikan ajaran Islam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Global
Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com