Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamas Ancam Eskalasi Militer ke Israel karena Perjanjian Damai UEA, Bahrain dengan Israel

Kompas.com - 16/09/2020, 15:51 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP,Aljazeera

GAZA, KOMPAS.com - Hamas memperingatkan Israel akan menghadapi eskalasi militer pada Rabu (16/9/2020), setelah pesawat tempurnya membom Jalur Gaza, menyusul tembakan roket dari wilayah Palestina.

"Pendudukan (Israel) akan membayar harga untuk setiap agresi terhadap rakyat kami atau situs perlawanan dan responsnya akan langsung," kata Hamas, kelompok Islam yang menguasai Gaza, seperti yang dilansir dari AFP pada Rabu (16/9/2020).

Hamas memberikan pernyataan tambahan, "Kami akan meningkatkan dan memperluas respons (serangan) kami sejauh kependudukan (Israel) bertahan dalam agresinya."

Pada Selasa, ratusan warga Palestina memprotes di Tepi Barat dan Jalur Gaza, mengecam perjanjian normalisasi Uni Emirat Arab dan Bahrain dengan Israel ketika roket ditembakkan ke negara itu.

Kesepakatan tersebut, yang ditengahi oleh Amerika Serikat (AS), ditandatangani pada Selasa di Gedung Putih, di mana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan pejabat Bahrain dan Emirat.

Mencengkeram bendera Palestina dan menggunakan masker sebagai perlindungan terhadap virus corona, para demonstran berunjuk rasa di kota Nablus dan Hebron, Tepi Barat, serta di Gaza.

Baca juga: Israel Bom Gaza Setelah Diserang Menggunakan 2 Roket

Puluhan warga juga berdemonstrasi di Ramallah, pusat Otoritas Palestina (PA).

Spanduk protes yang ditampilkan bertuliskan "Pengkhianatan", "Tidak untuk normalisasi dengan penjajah", dan "Perjanjian yang memalukan", menurut berita yang dilansir dari Al Jazeera pada Rabu (16/9/2020).

Demonstran Palestina Emad Essa dari Gaza mengatakan, jika orang-orang berjalan melalui daerah pantai, "Anda akan melihat ratusan pemuda Gaza yang kehilangan kaki dan lumpuh seumur hidup hanya karena memprotes blokade Israel".

"Dan di Tepi Barat dan Yerusalem, buldoser Israel terus menghancurkan rumah-rumah Palestina dan secara etnis membersihkan warga Palestina dari desa dan kota mereka setiap hari," kata Essa kepada Al Jazeera.

Ia mengatakan bahwa itu hanyalah puncak gunung es dari kejahatan Israel terhadap Palestina.

Baca juga: Gaza Kian Membara, Israel dan Hamas Terus Adu Tembak 3 Minggu Terakhir

Sehingga, ia tidak menyangka UEA serta Bahrain dapat memilih untuk memberikan penghargaan kepada Israel atas kejahatan tersebut dengan membuat perjanjian damai dengannya.

"Kesepakatan itu adalah noda memalukan di dahi para pemimpin yang menjual Palestina, dengan harga yang sangat murah," ujarnya

Para pengunjuk rasa menginjak-injak foto Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS Donald Trump, Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa, dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan sebelum dibakar.

Upacara di Washington DC menandai perjanjian penting pertama antara negara-negara Arab dan Israel dalam seperempat abad.

Halaman:
Sumber AFP,Aljazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com