Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perang: Rahasia Taktik Dau Tranh yang Bungkam AS di Perang Vietnam

Kompas.com - 15/09/2020, 19:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Para petani ditanamkan pemahaman bahwa orang Amerika adalah penjajah seperti orang Perancis, tetapi dengan lebih banyak uang dan senjata yang lebih bagus. Orang-orang AS berada di sana untuk merampok tanah dan kebebasan orang-orang Vietnam.

Kemudian politisi dan para jenderal Vietnam Selatan mereka sebut sebagai boneka AS dan tidak peduli kesejahteraan rakyat.

Baca juga: Kisah Perang: Derita Tiada Tara Hibakusha, Penyintas Bom Atom Hiroshima-Nagasaki

Stategi ketiga adalah Guerilla (gerilya). Vietcong selalu memastikan mereka memilih medan tempur yang bisa dimenangkan.

Senjata-senjatanya antara lain tombak, pedang, dan peledak yang diambil dari tentara AS untuk menyergap patroli

Jebakan dibuat dari bambu runcing, ranjau, granat, dan peluru. Vietcong tidak memakai seragam dan tidak bisa ditemukan di lokasi tertentu.

Mereka punya terowongan untuk kabur ke hutan, dan unit-unit mereka sangat kecil, sehingga jika ditangkap tidak bisa disiksa untuk mengorek informasi tentang prajurit lainnya.

Semua strategi itu dikombinasikan dengan dendam kesumat dari orang-orang yang sudah lama terjajah. Benih kebencian orang Vietnam pada penjajah sudah tertanam sejak masa kolonoal Perancis pada 1887.

Di sisi lain rezim di Vietnam Selatan yang dihuni para elite politik, lekat dengan korupsi dan intrik, serta tidak akrab dengan kaum tani untuk mengatasi berbagai persoalan.

Selain petani, pasukan komunis juga beranggotakan kuli angkut, pekerja bangunan, tentara, agen Vietcong yang bekerja di pangkalan Angkatan Darat AS dan Vietnam Selatan.

Baca juga: Kisah Perang: Lyudmila Pavlichenko, Sniper Wanita Paling Mematikan Berjuluk Lady Death

Jalannya peperangan

Dengan terus memperluas jalur Ho Chi Minh sebagai jalur pasokan utama dan pasukan pendukung dari Vietnam Utara ke medan perang di selatan, dan mengerahkan banyak pasukan di Kamboja serta Laos, Viet Minh berhasil mengisolasi AS di medang perang pada 1965-1968.

Tidak ada cara lain untuk mengalahkan Vietcong di Selatan kecuali pasokan mereka bisa ditutup dari Utara.

Angkatan Laut dan Angkatan Udara AS sempat memotong jalur itu, tapi jumlah pasukan dan persenjataan yang dibawa Vietcong ke Selatan tetap meningkat hampir setiap bulan pada 1965-1967.

Puncaknya adalah Serangan Tet pada 31 Januari 1968. Setiap kota besar, kecil, dan banyak instalasi militer utama di Vietnam Selatan diserang serentak oleh Vietcong yang menjadi bencana besar bagi Hanoi.

Tak kurang dari 45.000 korban tewas berjatuhan dalam serangan ini. Tapi tujuan krusial dari serangan ini bukan untuk merebut atau mempertahankan wilayah.

Sebaliknya, serangan itu bertujuan menghancurkan mental publik Amerika dan pemerintahannya, dengan mengekspos kegagalan strategi AS.

Baca juga: [KUTIPAN TOKOH DUNIA] Napoleon Bonaparte, Penguasa Eropa dari Perancis

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com