Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Virus Corona, Bagaimana Dunia Bersiap Hadapi Pandemi Selanjutnya?

Kompas.com - 15/09/2020, 10:56 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com - Sebuah badan pemantau kesehatan global memperingatkan, dunia belum siap menghadapi pandemi lainnya di saat masih berkutat dengan virus corona.

Dalam laporan terbarunya, Dewan Pengawasan Kesiapsiagaan Global (GPMB) yang merupakan badan independen buatan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Bank Dunia, mengecam begitu minimnya persiapan dunia menghadapi pandemi meski sudah diingatkan wabah besar tidak terhindarkan.

"Pandemi Covid-19 memberikan ujian keras terhadap kesiapsiagaan dunia," kata laporan itu yang dikutip AFP Senin (14/9/2020).

Baca juga: Kapan Virus Corona Berakhir? Sejarah Pandemi Dunia Mungkin Bisa Menjawab

Laporan tersebut juga menyimpulkan sedikitnya kemajuan yang dibuat dalam tindakan apa pun, yang telah diserukan dalam laporan awalnya tahun lalu sebelum Covid-19 menyerang.

"Kegagalan untuk mempelajari pelajaran dari Covid-19 atau menindaklanjutinya dengan sumber daya dan komitmen yang diperlukan, akan berarti bahwa pandemi berikutnya yang pasti akan datang, bakal lebih merusak," kata laporan itu memperingatkan.

Gro Harlem Brundtland ketua bersama GPMB dan eks kepala WHO dalam peluncuran laporan virtual tersebut pada Senin menekankan, dewan setahun yang lalu telah memperingatkan dunia tidak siap menghadapi pandemi.

"Dampak Covid-19 bahkan lebih buruk dari yang kami perkirakan, tetapi tindakan yang kami serukan tahun lalu masih belum diambil."

Laporan itu dirilis ketika angka kematian global akibat virus corona mendekati 1 juta dari hampir 30 juta kasus sejak Covid-19 pertama kali muncul di China akhir tahun lalu.

Baca juga: Daftar Negara Paling Aman dari Pandemi Covid-19, Indonesia di Posisi 79

"Panik dan lalai"

Brundtland yang juga mantan Perdana Menteri Norwegia, bersikeras sudah waktunya memutus "siklus panik dan pengabaian" yang menimbulkan konsekuensi "bencana" dari Covid-19.

GPMB sekali lagi menyerukan kerja sama global dan pembiayaan jangka panjang yang signifikan, untuk kesiapsiagaan dan pencegahan pandemi.

Mereka mendesak PBB, WHO, dan lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia untuk mengadakan KTT tentang darurat kesehatan global, yang bertujuan menyetujui kerangka kerja internasional.

Kerangka tersebut harus mencakup antara lain sebuah "mekanisme" untuk memastikan "pembiayaan yang berkelanjutan dan dapat diprediksi pada skala yang diperlukan," kata wanita 81 tahun tersebut.

Baca juga: Pandemi Virus Corona Robohkan Pilar Ekonomi Dunia yang Didominasi Orang Kaya

"Pengembalian investasi dalam kesiapsiagaan pandemi sangat besar," katanya, menunjukkan bahwa "perkiraan pencegahan dan kesiapsiagaan diukur dalam miliaran dollar AS, tetapi biaya pandemi diukur dalam triliun."

Kepala WHO saat ini Tedros Adhanom Ghebreyesus setuju dengan berkata, "Pengeluaran untuk kesehatan dan kesiapan bukan sumbangan. Ini adalah investasi di masa depan."

Tidak berinvestasi dalam kesiapsiagaan, katanya, adalah "seolah-olah kita menunggu pesawat jatuh dan kemudian meminta inspeksi keselamatan lebih lanjut; kita menunggu sampai kota terbakar, lalu memutuskan bahwa kita memerlukan pemadam kebakaran."

Tedros mengingatkan bahwa Covid-19 "tidak akan menjadi pandemi terakhir, ataupun darurat kesehatan global terakhir."

"Setiap hari saat kita tidak melakukan apa pun adalah hari yang membawa kita lebih dekat ke darurat kesehatan global berikutnya, baik dari wabah penyakit, perubahan iklim, atau bencana alam atau yang diakibatkan sendiri," ujarnya.

"Kita tidak tahu seperti apa darurat kesehatan global berikutnya, tetapi kita tahu itu akan datang, dan kita harus bersiap."

Baca juga: Panel Independen Siap Investigasi WHO Terkait Pandemi Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com