Inggris memiliki total kasus virus corona hidup yang mengejutkan, yaitu 315.284, ditambah angka kematian 36.959.
Sebelumnya, Dr. John Constantino, direktur Pusat Penelitian Cacat Intelektual dan Perkembangan di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis, menulis bersama dengan sekelompok spesialis dalam sebuah surat kepada American Journal of Psychiatry, tentang orang-orang dengan disabilitas intelektual dan perkembangan dalam menghadapi pandemi virus corona.
Melansir CNN pada 28 Agustus 2020, teknologi berbasis web seringkali tidak membantu penyandang disabilitas, dan banyak yang tidak dapat memahami apa yang perlu mereka lakukan untuk melindungi diri dari virus.
Baca juga: Kontak dengan Penderita Virus Corona, Kondisi Paus Fransiskus Dipantau
"Orang-orang dengan disabilitas intelektual dan perkembangan diisolasi secara tidak proporsional sebelum pandemi, dan intensifikasi isolasi itu hanya untuk melemahkan komunitas terhadap semua warga negara," tulis para penulis.
Kebanyakan orang dengan disabilitas intelektual dan perkembangan membutuhkan perawatan secara langsung atau dukungan terapeutik kritis di lingkungan hidup mereka, catat mereka.
Sementara, akses ke layanan tersebut telah hilang selama pandemi.
Untuk mengembalikan itu dengan penyesuaian terhadap kondisi pandemi harus menjadi prioritas pertama, tetapi harus dilakukan dengan aman.
Staf pribadi harus memastikan bahwa mereka melindungi klien mereka dari infeksi Covid-19.
Meski pun, telah muncul panduan tentang perawatan dan dukungan yang aman bagi individu dengan disabilitas intelektual dan perkembangan, namun panduan itu masih berkembang dan belum mencapai ke semua tempat yang "sangat dibutuhkan".
Baca juga: The Bunker, Cara Difabel Inggris Berdamai dengan Pandemi Corona
Penulis juga menulis bahwa itu tidak selalu disajikan dengan cara yang dapat dipahami sepenuhnya oleh para penyandang disabilitas intelektual dan perkembangan.
Selain itu, teknologi yang memungkinkan jutaan orang di seluruh dunia untuk tetap terhubung belum memiliki manfaat yang sama bagi mereka yang memiliki disabilitas intelektual dan perkembangan.
Mereka membutuhkan kedekatan fisik dengan pengasuh dan orang yang dicintai "untuk mereka bekerja sehari-hari, memenuhi hidup, dengan dapat diprediksi, dan dapat dikelola."
Interaksi virtual, jika dapat diakses, adalah "pengganti yang tidak memadai" bagi banyak penyandang disabilitas intelektual dan perkembangan, tulis mereka.
Telehealth, meski pun memiliki banyak keuntungan potensial, juga dapat memberikan kesenjangan dalam aspek penting perawatan kesehatan untuk segmen populasi ini.
Hanya mengandalkan telehealth dapat menimbulkan masalah bagi mereka yang tidak dapat mengungkapkan atau mengomunikasikan rasa sakit, ketidaknyamanan atau gejala secara memadai kepada penyedia layanan, dan ketika harus memantau hal-hal, seperti efek samping pengobatan, yang sering dilakukan secara langsung.
Baca juga: Israel Jadi Negara Pertama yang Terapkan Lockdown Kedua Cegah Virus Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.