Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Lab Eropa Konfirmasi Navalny Keracunan Novichok, Rusia Didesak Beri Penjelasan

Kompas.com - 14/09/2020, 19:43 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

Kasus ini telah mendorong seruan internasional kepada Rusia untuk melakukan penyelidikan yang transparan atau berisiko terkena sanksi, tetapi negara tersebut belum membuka penyelidikan kriminal terhadap kasus Navalny.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada Jumat (11/9/2020), bahwa Rusia tersinggung, "ketika negara lain mendikte kami tentang prosedur hukum apa yang harus kami mulai dan kapan".

Dia bersikeras Rusia "secara de facto" sedang menyelidiki insiden tersebut, tetapi tidak dapat membuka kasus pidana "berdasarkan tes oleh pihak Jerman, terutama ketika dilakukan di laboratorium militer Jerman."

Sementara, pihak Rusia menyampaikan niatnya untuk pihak berwenang Rusia dapat menanyai Navalny di rumah sakit Berlin, dengan polisi transportasi Siberia, yang telah menelusuri kembali pergerakan Navalny.

Pemerintah Rusia mengatakan pada Jumat, bahwa Rusia akan mempersiapkan permintaan untuk perwira dan "ahli" dapat membayangi penyelidik Jerman terhadap Navalny.

Baca juga: Dokter Pertama yang Menolong Navalny Sempat Duga Oposisi Pemerintah Rusia Itu Keracunan Sebelum Berubah Pikiran

Sekutu mengumumkan kemenangan

Navalny berada di Siberia untuk mempromosikan kampanye "pemungutan suara cerdas" menjelang pemilihan umum yang diadakan pada Minggu, yang berarti mendukung kandidat terkuat untuk mengalahkan partai Rusia Bersatu yang berkuasa.

Dua dari sekutunya memenangkan kursi parlemen lokal di kota Tomsk di Siberia tempat dia jatuh sakit, menurut hasil awal yang dirilis pada Senin.

Pemungutan suara dilakukan setahun sebelum pemilihan parlemen dan dipandang sebagai ujian bagi Kremlin, ketika partai yang berkuasa menghadapi popularitas yang menurun dan kemarahan publik yang membara atas kesengsaraan ekonomi.

Sementara ini, kasus Navalny telah meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Barat, dan mempertajam seruan agar Jerman meninggalkan proyek pipa gas Nord Stream 2 yang hampir selesai.

Para kritikus mengatakan proyek infrastruktur bernilai miliaran euro di bawah Laut Baltik, yang akan menggandakan pengiriman gas alam Rusia ke Jerman, akan meningkatkan ketergantungan Jerman pada pemerintah Vladimir Putin.

Merkel mengatakan pada pekan lalu dia tidak akan mengesampingkan kemungkinan konsekuensi untuk pipa, jika tanggapan Moskwa terhadap keracunan Navalny gagal memuaskan Berlin.

Baca juga: Rusia Tolak Klaim Alexei Navalny Diracuni, Inggris Curiga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com