Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/09/2020, 18:23 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

BOSTON, KOMPAS.com - Badan intelijen militer Rusia yang meretas Demokrat pada 2016 silam telah memperbarui penargetan mereka terkait pilpres Amerika Serikat (AS) dengan mencoba membobol komputer di lebih dari 200 organisasi termasuk kampanye politik dan konsultan mereka.

Melansir Associated Press (AP), laporan yang diberikan Microsoft pada Kamis (10/9/2020) itu mengatakan bahwa upaya peretasan intelijen Rusia mencerminkan peningkatan penyusupan ke dalam pembentukan politik AS.

“Apa yang kami lihat adalah konsisten dengan pola serangan sebelumnya yang tidak hanya menargetkan kandidat dan staf kampanye tetapi juga mereka yang berkonsultasi tentang masalah penting,” kata Tom Burt, wakil presiden Microsoft, dalam sebuah unggahan di blog perusahaan itu.

Kelompok politik Inggris dan Eropa juga diperiksa, tambahnya.

Baca juga: Dituduh Retas Informasi Vaksin Covid-19, Rusia Buka Suara

Sebagian besar upaya peretasan oleh agen Rusia, China dan Iran dihentikan oleh perangkat lunak keamanan Microsoft dan target diberitahukan, katanya.

Perusahaan tidak akan berkomentar tentang siapa yang mungkin berhasil diretas atau pun soal dampaknya.

Meski pun pejabat intelijen AS bulan lalu mengatakan bahwa Rusia lebih menyukai Presiden Donald Trump dan China lebih memilih penantangnya dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden, Microsoft mencatat pada Kamis (10/9/2020) bahwa peretas yang didukung negara China telah menargetkan "individu dengan jabatan tinggi yang terkait dengan pemilihan," termasuk orang-orang yang terkait dengan kampanye Biden.

Peretas China sebagian besar mengumpulkan intelijen untuk keuntungan ekonomi dan politik, sementara Rusia cenderung mempersenjatai data yang dicuri untuk mengguncang pemerintah lain.

Baca juga: Kepala Intelijen AS: China, Rusia, dan Iran Berusaha Pengaruhi Pilpres AS Tahun Ini

Microsoft tidak menilai musuh asing mana yang memiliki ancaman lebih besar terhadap integritas pemilihan presiden AS pada November mendatang.

Konsensus di antara pakar keamanan siber menyimpulkan bahwa campur tangan Rusia merupakan yang paling parah.

Pejabat senior pemerintahan Trump telah membantahnya, meski tanpa memberikan bukti apa pun.

“Ini adalah dalang dari tahun 2016, berpotensi menjalankan bisnis seperti biasa,” kata John Hultquist, direktur analisis intelijen di firma keamanan siber FireEye.

"Kami percaya bahwa intelijen militer Rusia terus menjadi ancaman terbesar bagi proses demokrasi."

Unggahan Microsoft di blog mereka menunjukkan bahwa intelijen militer Rusia terus mengejar target terkait pemilihan yang tidak terpengaruh oleh dakwaan, sanksi, dan tindakan balasan AS lainnya, kata Hultquist.

Itu mengganggu kampanye 2016 dengan berusaha menguntungkan kampanye Trump dengan meretas Komite Nasional Demokrat dan email John Podesta, manajer kampanye Hillary Clinton, dan membuang materi memalukan secara online, yang mana telah ditemukan oleh penyelidik kongres dan FBI.

Baca juga: Pejabat AS Tuding Intelijen Rusia Sebarkan Disinformasi Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

COP28: 117 Negara Teken Komitmen Tingkatkan Kapasitas Energi Terbarukan 3 Kali Lipat

COP28: 117 Negara Teken Komitmen Tingkatkan Kapasitas Energi Terbarukan 3 Kali Lipat

Global
Saat Dasi Raja Charles Menyita Perhatian...

Saat Dasi Raja Charles Menyita Perhatian...

Global
PBB Serukan Penyelamatan 400 Warga Rohingya yang Terombang-ambing di Laut Andaman

PBB Serukan Penyelamatan 400 Warga Rohingya yang Terombang-ambing di Laut Andaman

Global
Harga Air Minum, Telur, dan Gula di Gaza Naik Drastis Jadi Segini, Warga Frustasi

Harga Air Minum, Telur, dan Gula di Gaza Naik Drastis Jadi Segini, Warga Frustasi

Global
Perempuan Ini Tak Sengaja Beri Tip Rp 108 Juta saat Pesan Makanan Seharga Rp 100.000

Perempuan Ini Tak Sengaja Beri Tip Rp 108 Juta saat Pesan Makanan Seharga Rp 100.000

Global
Relawan Indonesia Ceritakan Situasi di Gaza Setelah Gencatan Senjata Berakhir

Relawan Indonesia Ceritakan Situasi di Gaza Setelah Gencatan Senjata Berakhir

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Setelah Gencatan Senjata Berakhir Naik Jadi 240 Orang

Jumlah Korban Tewas di Gaza Setelah Gencatan Senjata Berakhir Naik Jadi 240 Orang

Global
AS Siap Larang Visa Pemukim Israel yang Lakukan Kekerasan pada Warga Palestina

AS Siap Larang Visa Pemukim Israel yang Lakukan Kekerasan pada Warga Palestina

Global
Israel Beri Isyarat Lancarkan Serangan Darat ke Gaza Selatan

Israel Beri Isyarat Lancarkan Serangan Darat ke Gaza Selatan

Global
Rangkuman Hari ke-646 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Percepat Pembangunan Benteng di Timur | Hongaria Tak Dukung Ukraina Masuk Uni Eropa

Rangkuman Hari ke-646 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Percepat Pembangunan Benteng di Timur | Hongaria Tak Dukung Ukraina Masuk Uni Eropa

Global
Israel Beri Tahu Negara-negara Arab Terkait Proposal Rencana Gaza ke Depan

Israel Beri Tahu Negara-negara Arab Terkait Proposal Rencana Gaza ke Depan

Global
Israel Bertekad Habis-habisan Memburu 3 Komandan Tertinggi Hamas

Israel Bertekad Habis-habisan Memburu 3 Komandan Tertinggi Hamas

Global
Perpanjangan Gencatan Senjata Gagal, Israel Kembali Bombardir Gaza, 184 Orang Tewas

Perpanjangan Gencatan Senjata Gagal, Israel Kembali Bombardir Gaza, 184 Orang Tewas

Global
[POPULER GLOBAL] Israel Lanjutkan Perang | Israel Sengaja Gempur Gaza

[POPULER GLOBAL] Israel Lanjutkan Perang | Israel Sengaja Gempur Gaza

Global
Nenek Ini Mengaku 50 Tahun Hidup Hanya dengan Minum Air, Tak Pernah Makan

Nenek Ini Mengaku 50 Tahun Hidup Hanya dengan Minum Air, Tak Pernah Makan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com