Satu-satunya akses menuju rumah sakit gerilya itu adalah anak sungai mengalir melalui ngarai.
Meski tentara musuh sudah datang sampai anak sungai itu dua kali, mereka tetap tidak bisa menemukan rumah sakit.
"Mereka menjaga keamanan dengan beberapa tindakan berbeda. Akses terpenting menuju rumah sakit adalah sungai. Mereka mengirim korban terluka atau pun membawa material kebutuhan melalui jalur itu.
Jika mereka mendapati jejak tertinggal dari perjalanan mereka, mereka langsung membersihkannya. Mereka bahkan menanam beberapa pohon, membuat benteng penjagaan dan memiliki titik pengintaian," papar Magajne.
Andrej Bidovec, anak dari Franja Bidovec mengungkapkan, "Di atas bebatuan mereka, terdapat sebuah goa. Goa ini berfungsi sebagai sarang senapan mesin.
Dari sana, mereka mempertahankan pintu masuk ke ngarai. Ketika ada ancaman mendekat, mereka mengangkut yang terluka ke goa itu. Setelah selesai, mereka kembali membawa korban luka ke barak-barak mereka."
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Nazi Jerman Perintahkan Orang Yahudi Pakai Lencana Bintang Daud
"Suatu waktu, mereka pernah menyalakan api untuk melindungi [keberadaan] rumah sakit. Mereka menyebarkan ide bahwa benar, ada rumah sakit di sana tapi Jerman sudah menemukannya. Mereka membuat api kian besar dan asap tebal dari ngarai, menunjukkan rumah sakit telah lenyap, semuanya sudah berakhir," ungkap Magajne.
Rumah Sakit Gerilya Franja hanya beroperasi sejak Desember 1943 sampai Mei 1945. Lokasinya di ngarai Pasica, titik yang sulit diakses di Dolenji Novaki dekat Cerkno, Slovenia.
Sejak perang, Rumah Sakit Gerilya Franja menjadi simbol perawatan kesehatan gerilyawan Slovenia dan tempat untuk mengobati orang yang terluka, orang yang membutuhkan pertolongan dan orang yang memiliki kebutuhan khusus.
Pada tahun 2015, Franja Partisan Hospital mendapat Anugerah European Heritage Label dengan area dan bangunan yang dianggap sebagai bagian penting dari sejarah dan budaya umum Eropa.
Pada Mei 1946, Franja Partisan Hospital secara resmi dibuka untuk pengunjung, dan dilindungi sebagai monumen pada tahun 1952.
Ketika banjir hampir menghancurkan bangunan sepenuhnya pada tahun 2007, Pemerintah Republik Slovenia mengambil keputusan tentang rekonstruksi lengkapnya.
Landasan dokumentasi yang tertata rapi tentang benda-benda pusaka bergerak dan tak bergerak, dikelola bekerja sama dengan jasa profesional lainnya oleh Museum Kota Idrija, yang telah mengelola kawasan tersebut sejak tahun 1963.
Solidaritas kembali mempertemukan sejumlah ahli, lembaga dan individu yang menyumbangkan ilmu serta materi dan sarana keuangan sehingga Franja Partisan Hospital bisa dibuka kembali sebagai museum untuk pengunjung pada Juni 2010.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan