WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Prospek tentang vaksin muncul sebagai poin pertikaian dalam kampanye pilpres di Gedung Putih.
Presiden Amerika Serikat (AS) berulangkali mengatakan bahwa vaksin akan tersedia sebelum pemilu November mendatang.
Trump yang begitu yakin bahwa vaksin akan tersedia sebelum pemilu pilpres besok sebelumnya menuduh saingannya dalam pemilihan presiden, Joe Biden dan Kamala Harris telah "meremehkan" vaksin untuk virus corona.
Trump melontarkan tuduhan itu sehari setelah Senator Kamala Harris, calon wakil presiden dari Partai Demokrat, mengatakan bahwa wanita itu "tidak akan mempercayai kata-kata" Trump soal vaksin.
"Saya akan mempercayai kata-kata ahli kesehatan masyarakat dan ilmuwan, tetapi tidak dengan Donald Trump," ujar Harris.
Kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden memperkuat komentar Harris pada Senin kemarin (7/9/2020) setelah dia ditanya apakah dia akan mendapatkan vaksin untuk Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru.
Biden mengatakan dia akan mendapatkan vaksin tetapi ingin melihat apa yang dikatakan terlebih dahulu oleh para ilmuwan.
Biden mengatakan Trump telah mengatakan “begitu banyak hal yang tidak benar, saya khawatir jika kita memiliki vaksin yang benar-benar bagus, orang-orang akan enggan untuk menerimanya. Jadi dia merusak kepercayaan publik. "
Namun, mantan wakil presiden itu berkata, "Jika saya bisa mendapatkan vaksin besok, saya akan melakukannya, jika itu membuat saya kehilangan kesempatan dalam pemilu ini, saya akan melakukannya. Kita membutuhkan vaksin dan kita membutuhkannya sekarang.”
Saling lempar isu tentang ketersediaan vaksin virus corona dimainkan oleh ketiga kandidat yang menyebar di seluruh negeri "Paman Sam" pada Hari Buruh.
Baca juga: Donald Trump Sebut Joe Biden Bodoh Sekaligus Disuruh Minta Maaf
Harris dan Mike Pence (wapres AS) berkampanye di Wisconsin dan Biden pergi ke Pennsylvania. Trump sendiri membuat agenda konferensi pers ke jadwal yang awalnya kosong.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN yang disiarkan Minggu (6/9/2020), Kamala Harris mengatakan tidak mempercayai jika vaksin corona akan siap pada akhir tahun karena, "Sangat sedikit yang dapat kami percaya dari apa yang keluar dari mulut Donald Trump."
Wanita yang punya keturunan darah India itu berpendapat bahwa para ilmuwan akan "diberangus" hanya karena ambisi Trump untuk terpilih kembali.
Melansir Associated Press (AP), Trump sendiri menolak bahwa ucapannya dinilai "sembrono" walau bersikeras belum mengatakan vaksin akan siap sebelum November, padahal dia selalu mengatakan hal itu berulangkali.
Presiden AS itu kemudian membenahi apa yang baru saja dia bantah, “Apa yang saya katakan adalah akhir tahun, tapi saya pikir bisa lebih cepat dari itu,” katanya tentang vaksin. “Bisa jadi bulan Oktober, sebenarnya bisa sebelum November.”