WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Facebook menawarkan sejumlah uang kepada pengguna yang tidak mengaktifkan Facebook dan Instagram dalam beberapa pekan sebelum pemilihan umum (pemilu) di Amerika Serikat (AS).
Pemilu AS sedianya digelar pada 3 November mendatang sebagaimana dilansir dari New York Post, Senin (7/9/2020).
Tawaran tersebut diumumkan Facebook dlam rangka penelitian dampak media sosial terhadap pemungutan suara.
Perusahaan akan membayar hingga 120 dollar AS (Rp 1,7 juta) kepada pengguna terpilih yang menonaktifkan akun mereka mulai akhir September.
Baca juga: Makin Ketat Awasi Konten Kekerasan, Facebook Hapus Halaman Grup Pro-Senjata dan Pro-Trump Ini
"Siapa pun yang memilih untuk ikut serta - apakah itu menyelesaikan survei atau menonaktifkan Facebook atau Instagram untuk jangka waktu tertentu - akan diberi kompensasi," ujar juru bicara Facebook Liz Bourgeois pekan lalu.
Bourgeois menambahkan langkah tersebut diambil Facebook dalam rangka penelitian akademis.
Perusahaan raksasa itu mengharapkan ada sekitar 200.000 pengguna hingga 400.000 pengguna yang ambil bagian dalam upaya tersebut.
“Sampel ilmiah dari populasi AS akan dipilih dan diundang untuk berpartisipasi dalam penelitian. Beberapa calon peserta akan melihat pemberitahuan di Facebook atau Instagram yang mengundang mereka untuk mengikuti studi,” kata Facebook.
Baca juga: Facebook Tidak akan Menerima Permintaan Iklan Politik Sepekan Menjelang Pemilu AS
Facebook menambahkan sampel penelitian akan dirancang untuk memastikan bahwa peserta mencerminkan keragaman populasi orang dewasa AS, serta pengguna Facebook dan Instagram.
Hasil studi tersebut diharapkan dapat segera diselesaikan dan akan dirilis tahun depan.
“Untuk terus memperkuat semua yang baik untuk demokrasi di media sosial, dan mengurangi hal-hal yang tidak baik, kita membutuhkan penelitian yang lebih objektif, tidak memihak, dan didasarkan secara empiris,” sambung Facebook.