Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perang: Douglas Bader Pilot Tanpa Kaki yang jadi Legenda Inggris

Kompas.com - 08/09/2020, 19:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Jerman akhirnya jenuh dengan semua upaya pelarian Bader, dan mereka pun mengirimnya ke Colditz, kastil di puncak bukit untuk para tahanan yang rentan kabur.

Bader mendekam di sana sampai kamp itu dibebaskan pasukan Amerika Serikat pada 1945.

Baca juga: Inspirasi Energi: Sudah Punya PLTS Terbesar Dunia, UEA Berambisi Tambah Lagi

Dihormati sesama tahanan

Berbagai upaya pelarian dan keberaniannya melawan Jerman membuat Bader dihormati sesama tahanan perang.

Meski pada akhirnya rekan-rekan tahanan ikut mendapat pengawasan ekstra, mereka tetap menyanjung Bader.

"Karena dia sangat luar biasa, dia sendiri tahu dia luar biasa, jadi 'Aku pantas mendapat perlakuan khusus'," kata Mayor Jack Pringle yang bersama Bader di Colditz.

"Dia sudah jadi pahlawan, dan dia sendiri meyakininya. Dia tidak menyombongkan diri tentang itu, tapi dia pasti mengetahuinya," lanjut Pringle.

Di Colditz, Bader dibantu Alec Ross yang seolah menjadi pelayan pribadinya. Ross menggendong Bader dari atas ke bawah dan sebaliknya, serta mengurus kebutuhan mandi, kebersihan, dan sejenisnya.

Tapi Bader, kata Ross, tidak menghargainya bahkan tidak mengungkapkan rasa terima kasih.

"Saya merasa dia tak pernah berkata 'tolong' atau 'terima kasih' kepadaku," kata Ross di Secret Live.

"Jangankan bilang tolong atau terima kasih, dia tidak tahu arti kata itu," kata David Lewis yang pernah bertugas bareng Bader di RAF.

Baca juga: Inspirasi Energi: PLTS dan PLTB Berlipat Ganda 5 Tahun Terakhir, Tapi Itu Belum Cukup

Pahlawan perang

Bader adalah legenda di Inggris, dikreditkan dengan menembak jatuh 22 pesawat Jerman, 20 di antaranya dilakukan sendiri dan 2 lainnya hasil kerja sama, menurut Museum RAF.

Pada akhir perang dia menempati urutan kelima di antara pilot RAF dalam jumlah menjatuhkan pesawat musuh.

Setelah perang ia terpilih memimpin peringatan udara Pertempuran Britania di atas London, dengan menerbangkan Spitfire-nya dengan memimpin formasi 300 pesawat.

Setahun kemudian dia meninggalkan RAF, kembali ke Shell Oil untuk menerbangkan pesawat perusahaan dan kemudian mengelola unit penerbangannya.

Dia juga menggunakan popularitasnya untuk membantu dan menginspirasi orang lain, bekerja untuk badan amal seperti Blesma, asosiasi veteran perang yang kehilangan anggota tubuh.

"Jangan dengarkan siapa pun yang mengatakan Anda tidak bisa ini itu. Itu tidak masuk akal."

"Fokuskan pikiran Anda tidak akan pernah menggunakan kruk atau tongkat, kemudian mencoba segalanya... Jangan pernah, jangan biarkan mereka meyakinkan Anda bahwa segala sesuatunya terlalu sulit atau tidak mungkin," kata Bader yang dikutip situs web Museum RAF.

Baca juga: Inspirasi Energi: Ketika Mobil Listrik Tetap Jadi Isu Seksi di Tengah Pandemi Virus Corona

Bader dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth pada 1976 atas jasa-jasanya untuk para penyandang disabilitas.

Sang legenda mengembuskan napas terakhirya pada 1982, tak lama setelah acara This is Your Life yang mengisahkan cerita hidupnya difilmkan.

Tepat setelah kematiannya, teman-teman dan keluarga mendirikan Douglas Bader Foundation untuk membantu orang-orang yang kehilangan anggota badan atau cacat fisik.

Badan amal itu telah mendirikan sekolah-sekolah untuk membantu orang-orang yang kehilangan kaki bisa belajar jalan lagi. Salah satu sekolahnya ada di Kuala Lumpur, Malaysia.

Di situs web badan amal itu dikutip perkataan Bader, "Penyandang disabilitas yang melawan bukanlah cacat... tapi terinspirasi."

Baca juga: Inspirasi Energi: Ini Seluk Beluk Barakah, PLTN Pertama Bangsa Arab

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com