MINSK, KOMPAS.com - Polisi di Belarus telah menangkap setidaknya 100 orang di ibu kota Minsk dan kota-kota lain saat protes terhadap Presiden Alexander Lukashenko diadakan untuk akhir pekan keempat berturut-turut.
Di Minsk, mereka menyerang demonstran di dekat istana kepresidenan, dengan menembakkan semprotan merica dan memukuli dengan tongkat.
Puluhan ribu orang menentang pengamanan ketat dan melakukan unjuk rasa di kota.
Demonstran menuduh presiden yang baru terpilih kembali bulan lalu itu melakukan kecurangan.
Kerusuhan massal sejak pemilihan umum bulan lalu telah menyebabkan sedikitnya empat orang tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka ketika pemerintah berusaha mengekang kebebasan berpendapat.
Sejumlah tokoh oposisi telah meninggalkan negara itu. Pada Sabtu, aktivis Olga Kovalkova baru-baru ini mengatakan bahwa dia telah berlindung di negara tetangga Polandia di tengah ancaman penahanan terhadapnya.
Lukashenko, yang berkuasa sejak 1994, menuduh negara-negara Barat telah ikut campur.
Para pengunjuk rasa, aktivis hak asasi manusia, dan pengamat mengatakan polisi anti huru hara secara brutal menekan demonstrasi damai di negara bekas jajahan Soviet itu.
Belarus berbatasan dengan Rusia, di mana negara itu sangat bergantung pada energi dan secara historis memiliki hubungan dekat, seperti Ukraina dan Uni Eropa.
Baca juga: Minggu Kelima Demo Anti-rezim Lukashenko, Massa Bawa Bendera Lama Belarus
Setelah organisasi non-pemerintah Viasna melaporkan 130 penangkapan pada Minggu, kementerian dalam negeri Belarus mengonfirmasi kepada kantor berita Rusia Interfax setidaknya terdapat 100 penahanan di seluruh republik itu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.