Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Tolak Klaim Alexei Navalny Diracuni, Inggris Curiga

Kompas.com - 07/09/2020, 11:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

LONDON, KOMPAS.com - Inggris pada Minggu (6/9/2020) mengatakan, Rusia memiliki "serangkaian pertanyaan yang sangat serius untuk dijawab".

Kecurigaan Inggris itu berkaitan dengan keracunan yang menimpa pemimpin oposisi Alexei Navalny.

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan, "jelas" kritikus Kremlin itu diracuni dengan racun saraf era Soviet yaitu Novichok.

Baca juga: Rusia Bungkam soal Keracunan Navalny, Sanksi dari Uni Eropa Menanti

Racun itu sebelumnya juga digunakan saat meracuni mantan agen ganda Rusia di kota Salisbury, Inggris, pada 2018.

Jerman yang merawat Navalny mengatakan, ada "bukti kuat" penggunaan racun itu tapi Moskwa menyebut tidak ada bukti keracunan.

"Jadi yang jelas sekarang adalah pemerintah Rusia memiliki serangkaian pertanyaan yang sangat serius untuk dijawab," kata Raab kepada Sky News dikutip dari AFP.

Baca juga: Belarus Klaim Racun Novichok untuk Navalny Rekayasa Jerman dan Polandia

Raab juga berbicara dengan mitranya dari Jerman yakni Menlu Heiko Maas pada Kamis (3/9/2020), dengan mengatakan Inggris akan bekerja dengan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia untuk mendorong Rusia memberikan jawaban.

Penyelidikan akan menentukan apakah ada keterlibatan negara, katanya, seraya menyebut penggunaan senjata kimia "memuakkan" dan "gansterisme murni".

Hubungan Inggris dengan Rusia menegang sejak adanya percobaan pembunuhan yang diduga dilakukan agen Rusia, terhadap eks mata-mata Sergei Skripal di Salisbury dua tahun lalu.

Baca juga: Selamat dari Keracunan, Eks Mata-mata Rusia Jalani Hidup Baru bareng Putrinya

Skripal dan putrinya Yulia selamat dari serangan itu. Novichok diduga diolesi di pegangan pintu di rumah mereka di kota itu.

Seorang polisi juga sakit dan akhirnya sembuh, tetapi seorang wanita meninggal 4 bulan kemudian setelah bersentuhan dengan botol parfum yang diduga berisi senjata kimia itu.

Serangan itu terjadi 12 tahun setelah Rusia diduga berada di balik kematian mantan agen KGB Alexander Litvinenko di London akibat keracunan radiasi.

Rusia membantah terlibat dalam kedua serangan itu.

Baca juga: NATO Minta Rusia Ungkap Program Agen Saraf Novichok yang Diduga jadi Senjata Kimia Racuni Navalny

London awal tahun ini juga menuduh peretas yang terkait dengan Rusia berusaha mencuri penelitian vaksin virus corona dari laboratorium Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada.

Rusia juga dituduh Inggris coba ikut campur dalam pemilihan umum tahun lalu.

"Negeri Ratu Elizabeth" juga menjatuhkan sanksi pada 25 warga Rusia, karena dugaan keterlibatan mereka dalam kematian pengacara Sergei Magnitsky.

Ia tewas di penjara pada 2009 setelah menguak dugaan penggelapan pajak besar-besaran oleh para pejabat Rusia.

Baca juga: 2 Jam Dramatis Penyelamatan Alexei Navalny dari Keracunan di Langit Siberia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com