Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Tak Bisa Sembuh, Pria Ini Berjanji Bakal Siarkan Kematiannya

Kompas.com - 05/09/2020, 12:42 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

DIJON, KOMPAS.com - Seorang pria di Perancis berjanji bakal menyiarkan kematiannya di media sosial, setelah menderita penyakit yang tak bisa sembuh.

Lelaki bernama Alain Cocq itu mulai menolak makanan, minuman, dan obat setelah Presiden Emmanuel Macron menolak permintaanya soal eutanasia.

Cocq, menderita kondisi yang membuat dinding pembuluh darahnya saling menempel, mengatakan bahwa hidupnya kurang dari sepekan lagi.

Baca juga: Karena Kisah Ini, Klinik di Belanda Kebanjiran Permohonan Eutanasia dari Luar Negeri

Karena itu, dia bakal menyiarkan kematiannya sendiri pada Sabtu pagi waktu setempat, seperti diberitakan kantor berita AFP (5/9/2020).

Dalam tulisannya di Facebook pada tengah malam, Cocq menuturkan bahwa "jalan menuju pembebasan telah dimulai dan dia merasa senang".

Dia juga mengaku sudah menghabiskan "makanan terakhirnya". "Saya tahu hari-hari ke depannya bakal sulit. Tapi saya sudah tenang karena memutuskannya," kata dia.

Cocq mengungkapkan, dia sudah menulis surat kepada Macron agar dia menjalani eutanasia, sehingga dia akan mati dalam damai.

Tetapi Macron kemudian memberikan tanggapan berisi penolakan, di mana dia menerangkan permintaan itu tidak bisa dilakukan berdasarkan hukum Perancis.

Pria 57 tahun itu menjadi perhatian di tengah situasi pasien mengalami sakit parah, tapi tak diizinkan meninggal sesuai keinginan mereka di "Negeri Anggur".

Baca juga: Buaya Raksasa di Georgia Berakhir Eutanasia karena Masalah Kesehatan

Dalam surat jawaban yang diunggah ke Facebook Cocq, Macron memaparkan karena dia patuh hukum, dia tak bisa meloloskan permintaanya.

"Permintaan Anda adalah bantuan aktif untuk mati yang tak sesuai dengan hukum di sini. Jadi, saya tak bisa meminta siapa pun memenuhinya," jelasnya.

"Dengan penuh hormat"

Cocq menuturkan, dia memutuskan menyiarkan kematian di media sosial untuk menunjukkan kepada Perancis "rasa sakit" atas penolakan tersebut.

Karena itu, dia bakal menampilkan momen sebelum dia meninggal, di mana dia memerkirakan "bakal memakan waktu empat sampai lima hari".

Sebuah grup pendukung menyatakan mulai Jumat malam (4/9/2020), dia tidak akan lagi makan, minuman, atau mengonsumsi obat kecuali pereda rasa sakit.

Baca juga: Jelang Eutanasia, Ini Kegiatan Profesor Australia Usia 104 Tahun di Swiss

Cocq mengatakan, dia berharap dengan dirinya menderita, maka para politisi di masa depan bakal tergerak untuk mengubah hukum yang berlaku.

Macron sendiri menuturkan bahwa "dengan sangat emosional, dia menghormati tindakannya", di mana dia menambahkan tulisan tangan "Dengan penuh hormat dan dukungan saya".

Pihak Istana Elysee menjelaskan, Macron ingin memuji komitmen yang ditunjukkan oleh Cocq atas keputusannya dalam memperjuangkan haknya.

Kasus right-to-die (hak untuk mati) merupakan isu yang cukup banyak dibahas di Perancis, di mana salah satu contoh lainnya adalah Vincent Lambert.

Baca juga: Dua Anjing Pahlawan Militer Ini Selamat dari Eutanasia

Dia berada dalam kondisi begetatif setelah kecelakaan pada 2008, dan meninggal Juli 2019 setelah dokter mencabut alat penopang kehidupan menyusul upaya hukum yang panjang.

Kasus tersebut dilaporkan tidak hanya membelah "Negeri Anggur", tetapi juga keluarganya, dalam hal ini adalah orangtua dan istrinya.

Orangtua Lambert disebut mengerahkan segala upaya agar anaknya tetap hidup. Tetapi istri dan keponakannya meminta agar dia bisa mati dengan tenang.

Kemudian pada Januari 2019, pengadilan Perancis memerintahkan dokter mencabut sistem pendukung kehidupan yang putusannya bersifat formalitas.

Sebabnya adalah jaksa penuntut yang menyatakan "dia sangat menghormati kewajiban hukumnya".

Baca juga: Pertama di Australia, Eutanasia di Victoria Berlaku Pada Juni 2019

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com