Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Afghanistan Bebaskan Lagi Tahanan Taliban Hampir 200 dan Besok Bersiap Bicarakan Kesepakatan Damai

Kompas.com - 02/09/2020, 20:14 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Afghanistan membebaskan hampir 200 tahanan Taliban untuk mendorong pembicaraan damai yang telah lama tertunda, dan tim negosiator telah besiap untuk terbang pada pekan ini ke ibu kota Qatar.

Pejabat Afghanistan pada Rabu (2/9/2020), menyampaikan pembebasan tahanan itu merupakan bagian dari 400 kelompok separatis Islam "garis keras", menurut informasi yang dilansir dari Reuters pada Rabu (2/9/2020).

Pembebasan tahanan tersebut sempat tertunda, yang kemungkinan karena adanya penundaan agenda pembicaraan bersama antara pemerintah dan kelompok pemberontak Taliban untuk mengakhiri perang selama hampir 2 dekade.

Baca juga: Kelompok Bersenjata Tak Dikenal Tembak Aktris dan Juru Kampanye Hak Perempuan Afganistan

"Pemerintah Afghanistan telah membebaskan kelompok lain Taliban lainnya dari sisa tahanan Taliban yang ada, dan upaya selanjutnya masih dilakukan untuk memajukan proses pertukaran tahanan (Afghanistan dan Taliban)," kata Sediq Sediqqi, juru bicara Presiden Ashraf Ghani, dalam sebuah pernyataan.

Namun, Sediqqi tidak memberikan jumlah pasti dari tahanan yang dibebaskan pemerintah Afghanistan dan dari pihak Taliban.

Sementara informasi dari 2 pejabat lainnya mengatakan, pembebasan dari penjara utama di ibu kota Kabul terjadi pada Senin dan Selasa, pada saat yang sama Taliban membebaskan 6 pasukan khusus Afghanistan.

Baca juga: Dugaan Intelijen: Iran Bayar Taliban jika Serang Pasukan AS

Sekitar 120 tahanan tetap akan dibebaskan sejalan dengan tuntutan Taliban, termasuk 6 yang pembebasannya ditolak oleh beberapa pemerintah Barat, termasuk Australia.

"Kami ingin menyelesaikan pertukaran tahanan, sehingga kami dapat memulai proses perdamaian secepat mungkin," kata seorang pejabat senior pemerintah, yang tidak mau disebutkan namanya karena masalahnya sensitif.

Sumber yang dekat dengan proses tersebut mengatakan, diperkirakan pertukaran tahanan itu bisa selesai pada hari ini.

Baca juga: Ditentang Banyak Negara, Pembebasan 400 Tahanan Taliban Tersendat Lagi

Sebuah tim negosiasi yang dimandatkan oleh pemerintah kemungkinan besar akan terbang pada Kamis (3/9/2020) ke Doha, tempat kesepakatan awal untuk negosiasi, kata Fraidoon Kwazoon, juru bicara Abdullah Abdullah, kepala Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional.

"Besok tim akan berangkat ke Doha," katanya kepada Reuters, tanpa mengatakan kapan pembicaraan diperkirakan akan dimulai.

Sejumlah 400 tahanan Taliban yang tersisa adalah yang terakhir dari 5.000 yang pembebasannya telah disepakati dalam pakta Februari antara Amerika Serikat dan Taliban yang mengizinkan penarikan pasukan AS.

Baca juga: Jelang Perundingan Damai, Afghanistan Mulai Bebaskan 400 Tahanan Taliban

Pembebasan 400 tahanan itu merupakan syarat untuk memulai pembicaraan antara Taliban dan pemerintah, yang menginginkan para militan untuk membebaskan 24 anggota pasukan khusus dan pilot Afghanistan.

Sementara, dikabarkan pemerintah Afghanistan enggan membebaskan 400 tahanan terakhir, yang dituduh terlibat dalam beberapa kekerasan terburuk.

Setelah membebaskan 80 bulan lalu, mereka menunda pembebasan lebih lanjut karena Taliban menolak seruan untuk gencatan senjata.

Baca juga: 400 Tahanan Taliban Segera Bebas, Perdamaian dengan Afghanistan di Depan Mata

Pembebasan Rabu terjadi di tengah lonjakan kekerasan Taliban dan bentrokan dengan pasukan Afghanistan di provinsi Paktia bagian timur.

Bom mobil Taliban menewaskan 3 pasukan keamanan Afghanistan, kata seorang pejabat regional.

Sementara di tempat lain, kementerian pertahanan mengatakan, ada 24 orang Taliban tewas dalam 24 jam terakhir.

Berdasarkan data dari PBB dan pemerintah, ribuan pasukan keamanan dan warga sipil Afghanistan telah tewas sejak kesepakatan damai Februari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com