Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Berdaya: Lipstik Merah Warisan Sejarah yang Simbolkan Keberanian Wanita

Kompas.com - 02/09/2020, 18:07 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com - Sebelum lipstik memiliki banyak warna, lipstik merah menjadi andalan para wanita. Selain sebagai alat merias diri, lipstik merah juga sebagai simbol keberanian perempuan menyuarakan haknya.

Pada 1912, ribuan pendukung gerakan hak pilih berbaris melewati salon Elizabeth Arden di New York, pendiri merek kosmetik yang mendukung hak-hak perempuan.

Sebagai bentuk dukungannya, Arden membagikan lipstik merah cerah kepada para wanita yang sedang pawai.

Elizabeth Cady Stanton dan Charlotte Perkins Gilman, merupakan pemimpin gerakan hak perempuan kala itu, menurut laporan yang dilansir dari CNN pada 12 Maret lalu.

Kedua wanita ini dikabarkan menyukai lipstik warna merah karena citranya mampu menarik perhatian dan menunjukkan keberanian, sehingga digunakan sebagai simbol pemberontakan dan pembebasan oleh para pengunjuk rasa.

"Tidak ada simbol hak pilih yang lebih sempurna daripada lipstik merah, karena tidak hanya kuat, tapi juga kewanitaan," kata Rachel Felder, penulis Red Lipstick: An Ode to a Beauty Icon pada tahun lalu, dalam sebuah wawancara telepon.

"Perjuangan hak suara perempuan adalah tentang kekuatan dalam diri wanita, bukan sekedar kekuatan," terang Felder.

Selama berabad-abad lipstik merah telah mengisyaratkan banyak hal, mulai dari penggunaan awal oleh kaum elit di Mesir kuno dan oleh pelacur di Yunani kuno, hingga statusnya di awal kemunculan Hollywood sebagai simbol kemewahan.

Baca juga: Perempuan Berdaya: Perjuangan Perempuan Kulit Hitam Mendapatkan Hak Pilih yang Setara

Dalam banyak rona, warna pada bibir ini telah menjadi senjata budaya yang kuat, yang mengandung makna dari ribuan abad.

"Lipstik merah benar-benar cara untuk melacak sejarah budaya dan semangat sosial," kata Felder.

Sampai lipstik dipopulerkan pada awal abad ke-20, bibir merah sering dikaitkan dengan wanita yang secara moral meragukan, yaitu ke arah tidak sopan, amoral secara seksual, bahkan sesat.

Di Abad Kegelapan, bibir merah dipandang sebagai tanda percampuran dengan iblis. Riasan "dikaitkan dengan feminitas misterius dan menakutkan," kata Felder.

Kemudian, buku Felder menjelaskan, ketika gerakan hak pilih Amerika mengadopsi bibir merah, rekan-rekan internasional mereka juga melakukannya.

Ketika gerakan hak-hak perempuan menyebar ke seluruh Eropa, Selandia Baru dan Australia, dengan Inggris dan Amerika sebagai penyelenggara yang sering berbagi taktik, mulai dari mengatur pawai, mogok makan, hingga strategi militan yang lebih agresif.

Lalu, solidaritas mereka pun meluas ke aspek riasan.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com