Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Perancis: Para pemimpin Lebanon Berjanji Bentuk Kabinet Krisis dalam 2 Minggu

Kompas.com - 02/09/2020, 16:11 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

BEIRUT, KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa para pemimpin Lebanon telah berjanji pada Selasa (1/9/2020), untuk membentuk kabinet krisis dalam 2 minggu untuk mendorong reformasi penting.

Macron berada di Beirut untuk kedua kalinya sejak ledakan 4 Agustus, di mana telah menewaskan lebih dari 180 orang, menghancurkan seluruh distrik kota, dan memicu kemarahan rakyat terhadap elite politik negara itu.

Macron mengunjungi Lebanon Senin itu, tepat di hari perayaan 100 tahun Lebanon Besar, tak lama setelah para pemimpin politik menetapkan perdana menteri baru, Mustapha Adib, menurut laporan AFP pada Selasa (1/9/2020).

Diharapkan dengan dipilihnya PM baru, dapat membentuk kabinet dan memimpin negara untuk keluar dari kekacauan politik dan krisis ekonomi, yang sudah melumpuhkan negara sebelum ledakan besar di pelabuhan terjadi.

"Apa yang semua parpol tanpa kecuali telah berkomitmen malam ini di sini, pembentukan pemerintahan ini tidak akan memakan waktu lebih dari 15 hari," katanya.

Baca juga: Jika Reformasi Gagal, Presiden Perancis Ancam Beri Sanksi Politisi Lebanon

Macron telah menetapkan tujuan ambisius untuk kunjungannya kembali ke Lebanon, untuk mendorong perubahan besar, tetapi tanpa terlihat mencampuri mandat Perancis sebelumnya.

"Ini adalah kesempatan terakhir bagi sistem Lebanon," dia memperingatkan sebelumnya.

Macron berbicara kepada pers setelah bertemu dengan politisi terkemuka Lebanon, sementara bentrokan meletus di Beirut tengah antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa yang menolak perdana menteri baru.

Salah satunya pemegang poster tinggi-tinggi yang mendesak Macron: "Jangan bekerja sama dengan koruptor dan penjahat."

Konferensi baru

Macron tiba pada Senin (31/8/2020), hanya beberapa jam setelah Adib, seorang akademisi berusia 48 tahun yang kurang terkenal dan mantan duta besar untuk Jerman, ditunjuk untuk membentuk pemerintahan kabinet krisis.

Baca juga: Presiden Perancis Emmanuel Macron Kunjungi Sosok Pemersatu Lebanon Usai Penetapan PM Mustapha Adib

Macron mengatakan itu bukan wewenangnya untuk "menyetujui" penunjukan Adib, yang dia temui Senin malam dan pada Selasa.

Penunjukan PM "harus diberikan semua isntrumen untuk menyukseskannya, sehingga dia (PM) dapat melaksanakan reformasi" yang telah lama diminta oleh komunitas internasional, kata Macron.

Ledakan Beirut memperparah krisis ekonomi terburuk Lebanon sejak perang, yang telah mencapai titik, di mana kemudian PBB telah memperingatkan bahwa lebih dari separuh penduduk berisiko kekurangan pangan pada akhir tahun.

Pada 9 Agustus, donor internasional menjanjikan bantuan darurat lebih dari 250 juta euro (Rp 4,4 miliar), selama konferensi video yang diselenggarakan bersama oleh Perancis dan PBB.

Macron mengatakan dia siap menjadi tuan rumah konferensi bantuan Lebanon kedua pada paruh kedua Oktober.

Baca juga: Resmi, Mustapha Adib Jadi Perdana Menteri Lebanon yang Baru

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com