Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belalang dan Ulat Bantu Ketahanan Pangan di Kuwait, Ini Faktanya

Kompas.com - 02/09/2020, 15:00 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Euronews

KUWAIT CITY, KOMPAS.com - Sejak Januari, banyak petani di Afrika Timur menyaksikan lahan mereka dikepung oleh ratusan miliar belalang.

Melansir Euronews, serbuan serangga itu mengancam panen dan mata pencarian. Tak hanya wilayah Afrika Timur, Argentina, Paraguay dan Pakistan juga mengalami nasib serupa.

Di negara bagian Teluk Kuwait, warganya menghidupkan kembali praktik makanan kuno dengan memakan serangga yang merusak itu.

Adil Al Hareidi yang berusia 41 tahun telah mengumpulkan dan menjual belalang selama 22 tahun terakhir.

Dia menjual sebesar 30 dollar AS (sekitar Rp 443 ribu) untuk satu kantong belalang hidup di Souq al Faga, atau Pasar Truffle, di Kota Kuwait.

Baca juga: Peringatan dari Alam, Wabah Belalang Serang Afrika

Kebiasaan lama

Terlepas dari penurunan popularitas menu 'belalang' baru-baru ini, makan belalang pernah menjadi hal yang biasa di Kuwait, Yaman dan Arab Saudi, kata Al Hareidi sebagaimana dikutip Inspire Middle East.

“Ini (belalang) adalah sesuatu yang enak sejak zaman nenek moyang kita,” kenang penjual belalang itu, menjelaskan bagaimana serangga tersebut dapat disimpan sebagai makanan hingga satu tahun.

Al Hareidi mencatat bahwa belalang berkualitas tinggi belum ditemukan di Kuwait sejak tahun 1970-an akibat urbanisasi dan penggunaan pestisida pertanian.

Akibatnya, untuk memenuhi permintaan, dia melakukan perjalanan mingguan ke Arab Saudi untuk mencari spesies belalang gurun bertanduk pendek atau belalang dengan famili Acrididae.

Belalang betina, yang dikenal sebagai 'mukun' dalam dialek Kuwait, cenderung lebih besar dan berisi daripada belalang jantan.

Harga belalang betina pun lebih tinggi di pasar terbuka, menurut Al Hareidi.

Serangga dengan tekstur 'renyah'

Habib Khan (65), seorang pria di Kuwait telah makan belalang setiap minggu sejak dia masih kecil.

Belalang betina adalah kesukaannya, karena telurnya yang kuning, yang menurutnya memberi cita rasa yang lebih manis.

Khan mengatakan bahwa cara memasaknya sederhana, namun, memasukkan belalang yang lincah ke dalam panci berisi air mendidih bisa menjadi tantangan tersendiri.

Metodenya adalah dengan merebus belalang selama sekitar 30 menit, sebelum dipanggang atau dibakar hingga garing.

Halaman:
Sumber Euronews
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com