"Saya siap menjadi tuan rumah di Paris," katanya.
Macron telah menjadi pusat perhatian dalam menuntut perubahan baik di Lebanon, tetapi kekuatan asing lainnya masih memiliki pengaruh besar di sana, terutama Iran melalui kelompok Syiah yang bersenjata lengkap, Hezbollah.
Seorang utusan senior dari Amerika Serikat, yang mengklasifikasikan Hezbollah sebagai organisasi teroris dan yang telah menyalurkan uang ke tentara Lebanon, dijadwalkan tiba di Beirut pada Rabu (2/9/2020).
Arab Saudi juga secara tradisional menjalankan kekuasaan melalui komunitas Sunni di Lebanon.
Baca juga: Menteri Perancis: Lebanon Berisiko Menghilang
Saat Macron menanam pohon cedar, tim angkatan udara Perancis terbang beratraksi di udara, dengan membentuk jejak asap berwarna merah, putih dan hijau, warna nasional Lebanon.
Pada 100 tahun lalu, perbatasan Lebanon diproklamasikan oleh Perancis, negara koloniannya, dalam sebuah ukiran kekaisaran dengan Inggris.
Negara yang pernah disebut-sebut sebagai Parisnya Timur Tengah itu, memperoleh kemerdekaan pada 1943.
Macron memulai perjalanannya pada Senin dengan bertemu dengan Fairouz, seorang seniman berusia 85 tahun, salah satu penyanyi paling terkenal di dunia Arab yang musiknya melampaui divisi Lebanon.
Di luar rumahnya, pengunjuk rasa melambaikan spanduk. Salah satu berbunyi, "Tidak ada kabinet oleh, atau dengan, para pembunuh."
Macron mengunjungi pelabuhan Beirut yang hancur dan bertemu dengan Presiden Michel Aoun untuk perayaan 100 tahun, sementara lusinan pengunjuk rasa anti-pemerintah berkumpul di Lapangan Martir Beirut.
Baca juga: Pemerintah Perancis Sampaikan Peta Jalan Reformasi untuk Pemerintahan Lebanon
Dia juga akan bertemu dengan faksi utama Lebanon.
Krisis ekonomi Lebanon berakar dari puluhan tahun lalu, yang mana terjadi korupsi dalam negeri, dan pemborosan yang membuatnya menjadi salah satu beban hutang publik terberat di dunia.
Sejak Oktober, nilai mata uang telah anjlok dan deposan telah dibekukan dari tabungan mereka yang semakin tidak berharga dalam sistem perbankan yang lumpuh.
Kemiskinan dan pengangguran melonjak di negara yang telah menampung banyak pengungsi.
"Hari ini semuanya terblokir dan Lebanon tidak dapat lagi membiayai dirinya sendiri," kata Macron, menambahkan bahwa bank sentral dan sistem perbankan berada dalam krisis dan diperlukan audit.
“Kita perlu tahu kebenaran angka-angkanya, agar bisa diambil tindakan hukum,” katanya.
Baca juga: Beberapa Aturan Pendukung Lockdown Lagi yang Berlangsung di Lebanon
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.