Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/08/2020, 20:40 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

TEL AVIV, KOMPAS.com - Kasus pemerkosaan gadis 16 tahun yang diperkosa bergilir oleh sekitar 30 pria, memicu demo besar-besaran di Israel.

Para pengunjuk rasa berkumpul di beberapa kota, setelah media memberitakan sekelompok laki-laki berusia 20-an tahun mengantre di luar kamar hotel, untuk bergantian memperkosa gadis di bawah umur itu.

Gadis itu dikabarkan mabuk, dan para pria bejat tersebut memanfaatkan kondisinya.

Baca juga: Aksi Protes Masih Berlanjut di Israel, Tuntut PM Benjamin Netanyahu Mundur

Ribuan warga Israel turun ke jalan untuk memprotes. Ratusan orang berkumpul di Lapangan Habima Tel Aviv, bergabung dengan orang-orang di lebih dari 30 daerah lain di seluruh Israel untuk menunjukkan dukungan ke gadis itu.

Sebanyak dua tersangka telah ditangkap polisi, setelah diduga mengancam akan menyebarkan video pemerkosaan itu.

Daily Mail pada Jumat (21/8/2020) mewartakan, korban sebenarnya sudah melapor ke polisi di Eilat pekan lalu, tetapi kasusnya tidak digubris.

Lalu ketika lebih banyak informasi terungkap, demonstrasi besar pecah di Tel Aviv pada Kamis malam (20/8/2020), untuk mendorong para petinggi negara termasuk presiden dan perdana menteri, berbicara menentang kejahatan terhadap perempuan.

Baca juga: Dari Pemerkosaan sampai Sterilisasi, Ini Pengakuan Muslim Uighur yang Berhasil Bebas

"Ini mengejutkan - tidak ada kata lain untuk itu," kata PM Israel Benjamin Netanyahu, seraya menyerukan akan semua tersangka diadili.

"Ini bukan hanya kejahatan terhadap seorang gadis muda, itu kejahatan terhadap kemanusiaan itu sendiri yang pantas mendapat kecaman dari kita semua," ucapnya dikutip dari Daily Mail.

Akan tetapi selain mendapat dukungan, korban juga mengaku banyak menderita pelecehan online.

"Aku merasa ada banyak orang di belakangku, dan ini benar-benar memperkuatku."

"(Tapi) tidak ada yang tahu apa yang kualami, jadi bagaimana Anda bisa menilai dan mengajukan pertanyaan kepadaku?" katanya kepada Channel 13.

Presiden Reuven Rivlin kemudian menulis surat terbuka ke para kaum muda Israel.

"Pelecehan seksual, pemerkosaan, eksploitasi seksual, kekerasan seksual - ini adalah beberapa noda yang tak bisa dihapus."

"Ini adalah kasus hilangnya batas yang tak bisa dimaafkan, dan mereka menghancurkan kita sebagai masyarakat. Sebagai manusia."

Baca juga: Kisah Reynhard Sinaga, Pelaku Pemerkosaan Terbesar dalam Sejarah Inggris, Bakal Difilmkan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com