Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China dan India Kirim Jet Tempur Canggih ke Kawasan Sengketa di Ladakh

Kompas.com - 20/08/2020, 18:00 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com - China dan India dilaporkan mengirim jet tempur canggih mereka ke Ladakh, kawasan di Himalaya yang menjadi mereka perebutkan.

Forbes yang mengutip citra satelit melaporkan, dua pesawat tempur siluman J-20 milik "Negeri Panda" terlihat di Pangkalan Hotan.

Pangkalan di Region Xinjiang itu merupakan tempat terdekat dengan kawasan Aksai Chin, yang berjarak sekitar 320 kilometer.

Baca juga: Konflik China-India, 2 Negara Berlomba Bangun Infrastruktur di Perbatasan Himalaya yang Jadi Sengketa

India, seperti diberitakan Hindustan Times pekan lalu, sudah memberangkatkan lima jet tempur baru Dassault Rafale ke Ladakh.

Dikatakan bahwa jet tempur buatan pabrikan Perancis Dassault Aviation itu sudah menjalani latihan terbang malam di kawasan pegunungan Himachal Pradesh.

Tensi di kawasan Himalaya itu sudah memanas sejak Juni lalu, ketika tentara India dan China terlibat baku hantam dan menjadi konflik perbatasan terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

Di tengah upaya dua negara berebut pengaruh di kawasan berjuluk atap dunia itu, pakar militer menyebut J-20 milik "Negeri Panda" lebih unggul.

Alasannya sebagaimana diwartakan SCMP Rabu (19/8/2020), adalah pesawat itu mampu mencapai kecepatan supersonik dan menghindari radar musuh.

Sementara Rafale, jet tempur dengan two seater yang sampai di "Negeri Bollywood" pada 29 Juli, mempunyai teknologi hampir sama dengan J-20.

Baca juga: India Kerahkan 12 Tank T-90 dan 4.000 Personel di Perbatasan India-China

Di antaranya adalah mampu menyamarkan keberadaan mereka di radar, dan teknologi active electronically scanned array (AESA). Artinya, mereka bisa mendeteksi banyak target dalam segala cuaca.

Diterjunkan pada 2001 silam, Dassault Rafale bisa mencapai kecepatan Mach 1,8, dan mampu bertempur hingga jarak 1.850 kilometer.

Sementara jet tempur J-20 milik China bisa terbang hingga kecepatan Mach 2, dan menempuh jarak hingga 2.000 kilometer.

Di kawasan Himalaya, di mana pegunungan bisa menjulang hingga 8.000 meter, flight ceiling, atau batas tertinggi pesawat terbang, memberikan faktor penting.

Untuk Rafale, flight ceiling pesawat multiperan tersebut bisa mencapai 16.000 meter. Sementara J-20 "Negeri Panda" 4.000 meter lebih tinggi.

Baca juga: Lembah Galwan, Kawasan Tinggi dan Sangat Dingin, Mengapa Diperebutkan?

Komentator militer Song Zhongping menerangkan, pesawat tempur tersebut juga bisa bekerja sama dengan armada udara milik Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).

Meski dikatakan bakal unggul dari Rafale, J-20 sebenarnya juga mempunyai kelemahan, yakni masalah pada mesin yang memengaruhi performanya.

Saat ini, mereka bergantung pada mesin inferior yang jelas bakal mereduksi teknologi siluman maupun bermanuver dalam kecepatan supersonik.

Angkatan Udara India disebut memesan 36 jet tempur Rafale dari Perancis pada 20-16, dengan nilai transaksi 9,4 miliar dollar AS (Rp 138,8 triliun).

Sementara China diyakini mempunyai 50 unit J-20, meski mereka tak menjabarkan eksplisit berapa banyak skadron yang mereka punyai.

Baca juga: Secara Sepihak, China Klaim Lembah Galwan yang Diperebutkan dengan India

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ini Reaksi Internasional Usai Ada Laporan Israel Serang Iran

Ini Reaksi Internasional Usai Ada Laporan Israel Serang Iran

Global
28 Tentara Suriah Tewas akibat Serangan ISIS

28 Tentara Suriah Tewas akibat Serangan ISIS

Global
Pertama Kali, Ukraina Tembak Jatuh Pesawat Pengebom Rusia

Pertama Kali, Ukraina Tembak Jatuh Pesawat Pengebom Rusia

Global
Rangkuman Hari Ke-785 Serangan Rusia ke Ukraina: Penembakan Rusia di Donetsk Timur | DPR AS Jadwalkan Voting Bantuan Ukraina

Rangkuman Hari Ke-785 Serangan Rusia ke Ukraina: Penembakan Rusia di Donetsk Timur | DPR AS Jadwalkan Voting Bantuan Ukraina

Global
Badan Atom Internasional: Tak Ada Kerusakan di Situs Nuklir Iran

Badan Atom Internasional: Tak Ada Kerusakan di Situs Nuklir Iran

Global
Israel Serang Iran, Ledakan Terdengar di Kota Isfahan, Ada Apa di Sana?

Israel Serang Iran, Ledakan Terdengar di Kota Isfahan, Ada Apa di Sana?

Global
Australia Minta Warganya Tinggalkan Israel dan Palestina

Australia Minta Warganya Tinggalkan Israel dan Palestina

Global
Kota Isfahan Iran Dilaporkan Tenang dan Aman Pascaledakan Diduga Serangan Israel

Kota Isfahan Iran Dilaporkan Tenang dan Aman Pascaledakan Diduga Serangan Israel

Global
Jawaban Militer Israel Saat Ditanya soal Serangan dan Ledakan di Iran 

Jawaban Militer Israel Saat Ditanya soal Serangan dan Ledakan di Iran 

Global
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Iran Klaim Tembak Jatuh Drone, Sebut Tak Ada Serangan Rudal

Iran Klaim Tembak Jatuh Drone, Sebut Tak Ada Serangan Rudal

Global
3 Ledakan Terdengar Dekat Pangkalan Udara Iran, Kemungkinan Serangan Balasan Israel

3 Ledakan Terdengar Dekat Pangkalan Udara Iran, Kemungkinan Serangan Balasan Israel

Global
Alasan AS Veto Resolusi soal Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Alasan AS Veto Resolusi soal Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Global
Israel Balas Serangan, Iran Aktifkan Sistem Pertahanan Udara, Ledakan Terdengar di Isfahan

Israel Balas Serangan, Iran Aktifkan Sistem Pertahanan Udara, Ledakan Terdengar di Isfahan

Global
Pria Polandia Ditangkap atas Dugaan Rencana Pembunuhan Zelensky

Pria Polandia Ditangkap atas Dugaan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com