Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa Tolak Kemenangan Lukashenko, Sanksi ke Belarus Segera Berlaku

Kompas.com - 20/08/2020, 12:59 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MINSK, KOMPAS.com - Uni Eropa pada Rabu (19/8/2020) tidak mengakui kemenangan Alexander Lukashenko dalam pemilihan presiden (pilpres) Belarus.

Selain itu, Uni Eropa juga akan segera mengenakan sanksi ke negara yang beribu kota di Minsk tersebut.

Hal itu disampaikan Ketua Dewan Eropa Charles Michel dalam konferensi video darurat yang dikutip kantor berita AFP.

Baca juga: Oposisi Belarus: Rezim Presiden Alexander Lukashenko Bakal Jatuh dalam 2 Pekan

Ia mengatakan, Uni Eropa akan segera mengenakan sanksi terhadap "banyak" orang yang bertanggung jawab atas kecurangan dan penindasan dengan kekerasan, terkait demonstrasi di negara pecahan Uni Soviet itu.

Para demonstran membanjiri jalanan kota-kota Belarus sejak pilpres digelar pada 9 Agustus. Mereka meminta Lukashenko mundur, setelah dia mengklaim menang dengan 80 persen suara untuk menduduki masa jabatan keenamnya.

Kemudian pada Rabu (19/8/2020), para pengunjuk rasa menuju pusat kota Minsk di tengah hujan, untuk ramai-ramai meneriakkan "Pergilah Lukashenko!"

Unjuk rasa besar-besaran juga terjadi pada Minggu (16/8/2020).

Baca juga: 10 Hari Beruntun Demo di Belarus, Uni Eropa ke Putin: Buka Dialog

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan kepada wartawan, bahwa Uni Eropa menolak hasil pilpres karena "tidak bebas atau tidak adil".

Sebelumnya, Svetlana Tikhanovskaya capres yang merupakan pemula politik berusia 37 tahun pada Rabu mendesak para pemimpin Uni Eropa untuk tidak mengakui hasil pilpres yang menurutnya "curang" itu.

Ia mengklaim kemenangan dirinya, lalu melarikan diri ke negara tetangga Lithuania saat situasi tak kondusif.

Sementara itu para pemimpin negara-negara Barat termasuk Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Merkel, pekan ini meminta Rusia yang merupakan sekutu dekat Lukashenko untuk mendorong pembicaraan antara pihak berwenang dan oposisi.

Baca juga: Rusia Siap Kerahkan Bantuan Militer ke Belarus jika Diperlukan

Namun hubungan Minsk dengan Moskwa mendingin dalam beberapa tahun terakhir, setelah Lukashenko menolak upaya Presiden Rusia Vladimir Putin mengintegrasikan kedua negara.

Jelang pilpres Belarus, Lukashenko menuduh Kremlin mengirim tentara bayaran ke Minsk untuk mengompori oposisi.

Lukashenko yang dijuluki "diktator terakhir di Eropa", menolak mundur atau mengadakan pemilihan baru, dan sebaliknya menuduh oposisi berusaha "merebut kekuasaan".

Klaim kemenangan Lukashenko memicu demo terbesar di Belarus sejak merdeka dengan pecahnya Uni Soviet pada 1991.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Seluruh Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Seluruh Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com