MANILA, KOMPAS.com - Setidaknya 1 orang tewas dan 43 lainnya luka-luka akibat gempa bumi bermagnitudo 6,6 yang mengguncang Filipina pada Selasa (18/8/2020).
Sebelumnya diberitakan gempa bumi ini berkekuatan 6,7 magnitudo. Gempa ini membuat penduduk mengungsi dari rumah mereka dan merusak gedung serta jalan.
Gempa dangkal ini melanda sisi tenggara Pulau Masbate di wilayah Bicol pukul 08.03 waktu setempat, menurut keterangan Survei Geologi Amerika Serikat (AS) atau USGS.
Baca juga: Gempa Dangkal 6,7 Magnitudo Guncang Filipina, Polisi: Kencang, Bikin Pusing
"Ada banyak rumah rusak," kata Sersan Staf Antonio Clemente di Cataingan, kota di Pulau Masbate yang dikenal miskin, dengan jarak beberapa kilometer di barat pusat gempa di Laut Samar.
"Itu sangat kuat," tambahnya dikutip dari AFP.
Reporter stasiun radio lokal Christopher Decamon melaporkan, dia melihat para petugas darurat menarik tubuh seorang pria dari reruntuhan rumah berlantai 3 di pinggiran Cataingan. Istri pria itu selamat tanpa cedera.
Gempa itu "benar-benar kuat. Orang-orang kami menyiarkannya saat itu tetapi mereka lari keluar gedung," kata Decamon kepada AFP melalu sambungan telepon.
Polisi mengonfirmasi pria itu tewas, sedangkan 16 orang lainnya di kota itu luka-luka.
Baca juga: Gempa Bumi Terkuat dalam Lebih dari 1 Abad Guncang North Carolina AS
Kemudian di Palanas setidaknya 27 orang terluka usai tertimpa benda-benda atau jatuh dari sepeda motor saat berkendara, kata Chris Adique petugas bencana kota, kepada radio DZBB.
Tidak ada korban dalam kondisi kritis, tambahnya.
Gempa melanda Filipina saat negara kepulauan tersebut sedang menangani lonjakan kasus virus corona, dengan pembatasan perjalanan yang bervariasi diterapkan di seluruh negeri.
Lockdown terbaru ini mengurung seperempat populasi Filipina termasuk di ibu kota Manila, dan akan dicabut pada Rabu (19/8/2020).
Baca juga: Terjadi Gempa di Los Angeles, Konsulat RI Sebut Tidak Ada WNI Jadi Korban
"Bencana alam ini adalah bagian dari hidup kami dan kami selalu pulih," kata Harry Roque juru bicara Presiden Rodrigo Duterte.
"Orang-orang tidak perlu khawatir tentang bantuan. Mereka akan disediakan," lanjutnya dikutip dari AFP.