Pemerintahan Trump belum berbicara secara terbuka tentang informasi intelijen tersebut atau mengutuk Iran atas dugaan pemberian imbalan sebagai upaya melindungi pembicaraan damai.
Trump telah berulang kali berjanji untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan tetapi belum juga terealisasi.
Sementara itu, Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar ketika dimintai konfirmasi oleh Business Insider.
Iran bukanlah musuh AS pertama yang dituduh membayar Taliban jika menyerang pasukan AS.
Sejumlah badan intelijen AS menilai bahwa Rusia membayar hadiah kepada milisi yang terkait dengan Taliban untuk menargetkan pasukan AS di Afghanistan.
Baca juga: Tak Mau Berdamai, ISIS Mulai Rekrut Milisi Taliban
Hal itu dilaporkan oleh The New York Times pada akhir Juni. Trump telah menolak laporan tersebut dan menyebutnya sebagai "berita palsu".
Kendati demikian, Gedung Putih menyatakan Trump sudah "diberi pengarahan lengkap" tentang masalah tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.