Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/08/2020, 16:03 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Garda Revolusi Iran bersumpah bahwa akan ada konsekuensi berbahaya bagi Uni Emirat Arab (UEA) setelah mengumumkan kesepakatan untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

UEA adalah negara di teluk Arab pertama yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dan menjadi negara ketiga di Timur Tengah yang melakukan itu.

Garda Revolusi Iran menyebut kesepakatan itu sebagai perjanjian yang memalukan sekaligus tindakan jahat yang dijamin oleh AS sebagaimana dilansir dari Associated Press.

Pernyataan tersebut dilontarkan Garda Revolusi Iran melalui Sepah News pada Sabtu (15/8/2020).

Baca juga: PM Israel: Terima Kasih Mesir, Oman, dan Bahrain

Garda Revolusi Iran memperingatkan bahwa kesepakatan dengan Israel itu akan memperkuat pengaruh AS di Timur Tengah.

Mereka menambahkan kesepakatan itu akan membawa "masa depan yang berbahaya" bagi pemerintah UEA.

Presiden Iran Hassan Rouhani juga mengutuk tindakan UEA tersebut.

Dalam pidato yang disiarkan televisi pemerintah pada Sabtu, dia memperingatkan bahwa UEA telah membuat kesalahan besar melalui kesepakatan yang dibuat dengan Israel.

Baca juga: Palestina Kutuk Perjanjian Damai UEA-Israel, Tarik Pulang Dubesnya

Rouhani memperingatkan kepada negara-negara di Teluk Arab agar tidak mengizinkan Israel memiliki "pijakan” di wilayah tersebut.

Pada Jumat (14/8/2020) Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyebut perjanjian itu adalah sebuah pengkhianatan yang menyakitkan terhadap Timur Tengah dan negara-negara lain di kawasan itu.

Presiden AS Donald Trump pada Kamis (13/8/2020) mengumumkan bahwa UEA dan Israel sepakat untuk berdamai dan menjalin hubungan diplomatik penuh.

Baca juga: Komunitas Yahudi UEA Anggap Perjanjian Israel-UEA Berbuah Perdamaian

 

UEA mengatakan keputusan tersebut diambil untuk mendorong upaya perdamaian dan menghapus rencana aneksasi Israel atas Tepi Barat yang diduduki.

Tetapi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan cepat menolak anggapan itu dengan berkeras bahwa rencana pencaplokan hanya ditunda untuk sementara waktu.

Setelah perjanjian itu, Trump berharap akan ada lebih banyak lagi negara Arab dan Muslim untuk yang mengikuti langkah UEA.

Baca juga: Soal Perjanjian Damai Israel-UEA, Menlu AS: Langkah Besar di Jalan yang Benar

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

New York Umumkan Keadaan Darurat Setelah Banjir Bandang

New York Umumkan Keadaan Darurat Setelah Banjir Bandang

Global
Pelaku Penembakan Rapper Tupac Shakur pada 1996 Akhirnya Didakwa

Pelaku Penembakan Rapper Tupac Shakur pada 1996 Akhirnya Didakwa

Global
Rebut Wilayah Karabakh, Presiden Azerbaijan Balaskan Dendam Ayahnya

Rebut Wilayah Karabakh, Presiden Azerbaijan Balaskan Dendam Ayahnya

Global
Para Migran Diperkosa di Perbatasan Meksiko Saat Menunggu Masuk ke AS

Para Migran Diperkosa di Perbatasan Meksiko Saat Menunggu Masuk ke AS

Global
Bom Bunuh Diri saat Maulid di Pakistan, Motif Diduga Terkait Bid'ah

Bom Bunuh Diri saat Maulid di Pakistan, Motif Diduga Terkait Bid'ah

Global
Rangkuman Hari ke-583 Serangan Rusia ke Ukraina: Plat Kendaraan Rusia Dilarang di Lithuania | Wagner Kembali ke Rusia

Rangkuman Hari ke-583 Serangan Rusia ke Ukraina: Plat Kendaraan Rusia Dilarang di Lithuania | Wagner Kembali ke Rusia

Global
[POPULER GLOBAL] Heboh Penembakan Rotterdam | Sungai Amazon Mengering

[POPULER GLOBAL] Heboh Penembakan Rotterdam | Sungai Amazon Mengering

Global
Klaim Asuransi Hewan Terunik Tahun Ini, Dimenangkan Kucing yang Tak Sengaja Ikut Terlipat Di Sofa Lipat

Klaim Asuransi Hewan Terunik Tahun Ini, Dimenangkan Kucing yang Tak Sengaja Ikut Terlipat Di Sofa Lipat

Global
Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan: 57 Tewas, Pelaku Masih Misteri

Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan: 57 Tewas, Pelaku Masih Misteri

Global
Kura-kura Peliharaan di AS Kabur dari Klinik Dokter Hewan untuk Ketiga Kalinya

Kura-kura Peliharaan di AS Kabur dari Klinik Dokter Hewan untuk Ketiga Kalinya

Global
Aturan Baru, Anggota Parlemen AS Bisa Pakai Pakaian Olahraga Saat Bekerja

Aturan Baru, Anggota Parlemen AS Bisa Pakai Pakaian Olahraga Saat Bekerja

Global
Dipelihara di Gedung Putih, Anjing Joe Biden Kembali Bikin Ulah

Dipelihara di Gedung Putih, Anjing Joe Biden Kembali Bikin Ulah

Global
Kabar Baik, Jumlah Populasi Badak Global Kian Meningkat, Sebelumnya Terancam Punah

Kabar Baik, Jumlah Populasi Badak Global Kian Meningkat, Sebelumnya Terancam Punah

Global
Bom Bunuh Diri dalam Peringatan Maulid Nabi di Pakistan Tewaskan 52 Orang

Bom Bunuh Diri dalam Peringatan Maulid Nabi di Pakistan Tewaskan 52 Orang

Global
AS Bongkar Praktik Manipulasi Media Global di China

AS Bongkar Praktik Manipulasi Media Global di China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com