TEHERAN, KOMPAS.com - Garda Revolusi Iran bersumpah bahwa akan ada konsekuensi berbahaya bagi Uni Emirat Arab (UEA) setelah mengumumkan kesepakatan untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
UEA adalah negara di teluk Arab pertama yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dan menjadi negara ketiga di Timur Tengah yang melakukan itu.
Garda Revolusi Iran menyebut kesepakatan itu sebagai perjanjian yang memalukan sekaligus tindakan jahat yang dijamin oleh AS sebagaimana dilansir dari Associated Press.
Pernyataan tersebut dilontarkan Garda Revolusi Iran melalui Sepah News pada Sabtu (15/8/2020).
Baca juga: PM Israel: Terima Kasih Mesir, Oman, dan Bahrain
Garda Revolusi Iran memperingatkan bahwa kesepakatan dengan Israel itu akan memperkuat pengaruh AS di Timur Tengah.
Mereka menambahkan kesepakatan itu akan membawa "masa depan yang berbahaya" bagi pemerintah UEA.
Presiden Iran Hassan Rouhani juga mengutuk tindakan UEA tersebut.
Dalam pidato yang disiarkan televisi pemerintah pada Sabtu, dia memperingatkan bahwa UEA telah membuat kesalahan besar melalui kesepakatan yang dibuat dengan Israel.
Baca juga: Palestina Kutuk Perjanjian Damai UEA-Israel, Tarik Pulang Dubesnya
Rouhani memperingatkan kepada negara-negara di Teluk Arab agar tidak mengizinkan Israel memiliki "pijakan” di wilayah tersebut.
Pada Jumat (14/8/2020) Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyebut perjanjian itu adalah sebuah pengkhianatan yang menyakitkan terhadap Timur Tengah dan negara-negara lain di kawasan itu.
Presiden AS Donald Trump pada Kamis (13/8/2020) mengumumkan bahwa UEA dan Israel sepakat untuk berdamai dan menjalin hubungan diplomatik penuh.
Baca juga: Komunitas Yahudi UEA Anggap Perjanjian Israel-UEA Berbuah Perdamaian
UEA mengatakan keputusan tersebut diambil untuk mendorong upaya perdamaian dan menghapus rencana aneksasi Israel atas Tepi Barat yang diduduki.
Tetapi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan cepat menolak anggapan itu dengan berkeras bahwa rencana pencaplokan hanya ditunda untuk sementara waktu.
Setelah perjanjian itu, Trump berharap akan ada lebih banyak lagi negara Arab dan Muslim untuk yang mengikuti langkah UEA.
Baca juga: Soal Perjanjian Damai Israel-UEA, Menlu AS: Langkah Besar di Jalan yang Benar
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.