Hal itu membuat ia meyakini kampanye Trump bersama sekutunya akan menggunakan kebohongan yang menyedihkan.
Baca juga: Trump Umumkan Perjanjian Damai antara Israel dan Uni Emirat Arab
Sebelum Trump mendorong teori palsu yang mempertanyakan kewarganegaraan Harris, terdapat artikel opini di media Newsweek yang ditulis profesor hukum konservatif, John C Estman, yang berpendapat bahwa Harris mungkin bukan "warga negara yang lahir alami", meskipun lahir di California karena orang tua, Harris bukanlah warga negara yang dinaturalisasi pada saat dia lahir.
Namun, Bernadette Meyle, Profesor Hukum Carl dan Sheila Spaeth di Sekolah Hukum Stanford, mengatakan kepada ABC News bahwa argumen itu "tidak memiliki dasar dalam hukum konstitusional", dan terkait kewarganegaraan itu telah diselesaikan hukum sejak Mahkamah Agung memutuskan masalah itu pada 1898.
Ramai tentang teori palsu dan rasialisme yang dilontarkan Trump, penasihat hukum kampanye Trump, Jenna Ellis, menanggapinya di Twitter pada Selasa pagi.
"Ini pertanyaan (kewarganegaraan Harris) terbuka, dan menurut saya Harris harus menjawab, sehingga orang Amerika tahu pasti bahwa dia memenuhi syarat. "
Sementara itu, tim kampanye Trump tidak menanggapi permintaan ABC News untuk mengomentari pernyataan Ellis.
Baca juga: Trump: Hong Kong Takkan Pernah Sukses di Bawah Kendali China
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.