Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran: Negara Barat Memanfaatkan Kondisi Pasca-ledakan di Lebanon

Kompas.com - 15/08/2020, 09:53 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber ABCNews

BEIRUT, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, pada Jumat (14/8/2020), menuduh negara-negara Barat mengambil keuntungan dari ledakan besar di Beirut, Lebanon, pada pekan lalu.

Pasca-ledakan dahsyat yang berpusat di pelabuhan dekat jantung ibu kota Beirut, Lebanon, membuat pemerintahan dalam negeri compang-camping.

Ledakan 4 Agustus yang berasal dari 2.750 ton amonium nitrat telah menewaskan hampir 180 orang, melukai 6.000 orang, dan menyebabkan kerusakan yang meluas di seluruh kota.

Selama beberapa hari kemudian disusul aksi protes warga besar-besaran, yang menilai bahwa di balik ledakan yang terjadi ada peran pemerintah yang tidak bertanggung jawab dan korup, sehingga tidak mengantisipasi dengan serius kemungkinan terjadinya bencana besar dari zat eksplosif yang tersimpan selama 6 tahun di sana.

Tak lama kemudian, beberapa pejabat negara mengundurkan diri dari jabatannya.

Baca juga: FBI Akan Bergabung dalam Penyelidikan Ledakan di Beirut, Lebanon

Di tengah kondisi tersebut banyak negara Barat memberikan bantuan dan mendesak untuk Lebanon melakukan reformasi pemerintahan.

Tindakan itu dinilai Zarif sebagai upaya negara-negara Barat mendikte dan memaksakan kebijakan mereka sendiri ke Lebanon, dilansir dari ABC News pada Sabtu (15/8/2020).

Zarif menekankan komentarnya kepada pemerintah Amerika Serikat (AS), yang menurutnya telah mengabaikan faksi politik utama Lebanon, Hezbollah, secara "tidak manusiawi".

"Lebanon sebagai pemerintah dan rakyat adalah pihak yang memutuskan ini," kata Zarif setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Lebanon, Charbel Wehbi.

"Tidak ada pihak asing yang dapat memanfaatkan kondisi bencana dan kebutuhan Lebanon untuk memaksakan perintah yang menjadi kepentingan mereka," ujar Zarif.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Pemerintah Mozambik Berkomentar soal Amonium Nitrat di Lebanon | 500 Jemaah Masjid Hagia Sophia Terdiagnosis Covid-19

Zarif kemudian mengatakan Lebanon harus bertanggung jawab atas penyelidikan "tetapi pihak lain dapat membantu" dan Iran dapat membantu "jika diminta."

Iran, katanya, juga siap membantu rekonstruksi dan sektor kelistrikan yang runtuh.

Kunjungan Zarif di Lebanon Jumat kemarin, bersamaan dengan kunjungan dari Wakil Menteri Luar Negeri AS David Hale dan Menteri Pertahanan Perancis, Florence Parly.

TV LBC lokal mengatakan pada Jumat itu Zarif bertemu dengan pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah.

Dalam pidato Nasrallah pada Jumat malam, ia menjelaskan bahwa kelompoknya akan terus memiliki peran dalam pemerintahan di masa depan, sebagai pemerintah persatuan nasional, yang diambil dari semua blok parlemen besar dan dengan perwakilan seluas mungkin.

Baca juga: Pejabat Iran Peringatkan Ledakan di Fasilitas Ini Bisa Lebih Besar dari Lebanon

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber ABCNews
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com