Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Stres Warga AS Tinggi dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona

Kompas.com - 14/08/2020, 20:13 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Satu dari empat orang dewasa di AS mengatakan mereka mempertimbangkan untuk bunuh diri selama sebulan terakhir, karena masalah kesehatan mental di tengah pandemi virus corona.

Menurut New York Post pada Kamis (13/8/2020), studi baru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menemukan bahwa selama masa pandemi virus corona ini ada 40 persen orang dewasa AS melaporkan mengalami tekanan.

Baik mental dan perilaku mereka merasa tertekan akibat dari pandemi virus corona yang memicu timbulnya krisis dengan segala aturannya meliputi social distancing dan perintah untuk karantina mandiri.

Baca juga: Rusia Tawarkan Vaksin Corona ke AS, Pejabat: Kami Tidak Mau

"Laporan orang dewasa AS meningkat dengan keluhan kondisi kesehatan mental yang merugikan terkait dengan Covid-19,” tulisan laporan itu.

Dalam laporan tersebut menyebutkan orang dewasa yang lebih muda, ras atau etnis minoritas, pekerja esensial, dan pengasuh dewasa yang tidak dibayar, telah mengalami kesehatan mental yang memburuk secara tidak proporsional.

Akibatnya, pengguna narkoba dan keinginan untuk bunuh diri semakin meningkat.

Baca juga: Vietnam Pesan Vaksin Corona dari Rusia

Hampir 11 persen dari 5.412 orang dewasa yang disurvei antara periode 24 dan 30 Juni melaporkan telah serius mempertimbangkan untuk bunuh diri dalam 30 hari sebelumnya, kata laporan itu.

Namun, persentasenya secara signifikan lebih tinggi di antara mereka yang berusia antara 18 dan 24 tahun, yang mana sekitar seperempatnya mengatakan bahwa mereka menyimpan pemikiran seperti itu.

Hampir 31 persen pengasuh yang tidak dibayar dan 22 persen pekerja esensial juga mengatakan bahwa mereka pernah berpikir untuk bunuh diri.

Baca juga: Uji Klinis Tahap 3, Inggris Rela Beli 60 Juta Dosis Calon Vaksin Corona

Responden minoritas yang berkulit hitam atau hispanik juga berada di atas rata-rata.

“Mengatasi kesenjangan kesehatan mental dan mempersiapkan sistem pendukung untuk mengurangi dampak kesehatan mental karena perkembangan pandemi, akan terus dibutuhkan segera,” kata laporan itu.

Sekitar sepertiga responden mengatakan bahwa mereka telah mengalami gejala kecemasan atau depresi.

Lalu, 26,3 persen dilaporkan mengalami trauma dan gangguan terkait stres karena pandemi.

Baca juga: Dalam Sehari, Selandia Baru Laporkan 14 Kasus Virus Corona

Sementara 13,3 persen orang yang mengalami stres karena pandemi virus corona telah menggunakan alkohol dan obat-obatan terlarang untuk mengatasinya.

"Menyoroti dampak luas pandemi dan kebutuhan untuk mencegah dan mengobati kondisi ini," merupakan fokus dari studi ini, yang berangkat dari meningkatnya laporan tentang masalah kesehatan mental dan perilaku negatif terkait dengan pandemi virus corona tersebut.

“Penggunaan konsultasi kesehatan virtual yang diperluas, cara yang efektif untuk memberikan perawatan terhadap kondisi kesehatan mental, termasuk depresi, gangguan penggunaan narkoba, dan keinginan bunuh diri, dapat mengurangi konsekuensi kesehatan mental lainnya terkait Covid-19,” katanya.

Baca juga: Keterujian Rendah, Vaksin Virus Corona Asal Rusia Miliki Beragam Efek Samping

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com