BEIRUT, KOMPAS.com - Menyusul kerusakan yang disebabkan ledakan karena amonium nitrat di pelabuhan Beirut pada Selasa (4/0)/2020, ada kekhawatiran secara global mengenai penyimpanan bahan kimia tersebut.
Bahan kimia ini umum digunakan di seluruh dunia sebagai pupuk pertanian atau bahan peledak di sektor pertambangan.
Namun, ada aturan yang ketat mengenai tempat penyimpanan amonium nitrat dan lama waktu penyimpanan.
Baca juga: Sepekan Setelah Ledakan Dahsyat di Lebanon, Menyisakan Trauma pada Anak-anak
Akan tetapi lokasi penyimpanannya sering kali dirahasiakan karena berpotensi digunakan sebagai bahan dasar membuat bom.
Jumlah amonium nitrat di India diketahui hampir mencapai 740 ton yang disimpan dalam 37 peti kemas. Tempat penyimpanan ini berjarak 700 meter dari area pemukiman warga sekitar, 20 kilometer di luar Chennai, salah satu kota terbesar di India.
Bahan kimia berbentuk padatan putih seperti kristal ini berada di sana hampir lima tahun lalu, selagi otoritas negara bagian selatan Tamil Nadu berusaha menggugat perusahaan yang mengimpor bahan tersebut dari Korea Selatan pada 2015, yang diklaim untuk tujuan pertanian.
Baca juga: Kronologi 10 Bulan Krisis Lebanon: Ekonomi Kolaps, Demo Besar, dan Mundurnya Para Menteri
Pengiriman barang ini telah ditolak dalam proses bea cukai.
Penyelidikan mengungkapkan perusahaan:
Sebagian kecil telah hilang karena tersapu banjir besar pada 2015. Dan sisanya sebanyak 697 ton saat ini sudah dilelang dan dikirim ke negara bagian tetangga Telangana.
Jaksa agung negara yang saat ini dilanda perang saudara itu telah memerintahkan penyelidikan setelah media massa melaporkan dugaan 100 peti kemas berisi amonium nitrat telah disimpan di Pelabuhan Aden.
Mereka mengatakan, bahan kimia tersebut diimpor tiga tahun lalu dan disita oleh pasukan pimpinan Arab Saudi yang menyokong pemerintahan yang diakui PBB.
Gubernur Aden, Tariq Salam, mengatakan: "Pasukan yang dikerahkan ke pelabuhan telah bertanggung jawab atas penyimpanan kargo berbahaya ini, yang diperkirakan termasuk 4.900 ton amonium nitrat disimpan di dalam 130 peti kemas kapal."
Baca juga: Demo juga Pecah di AS, Tuntut Konjen dan Pemerintah Lebanon Mundur
Tapi Pemerintah Yaman di pelabuhan Aden mengatakan kontainer-kontainer tersebut sebenarnya digunakan untuk menyimpan "pupuk organik, digunakan sebagai pupuk untuk pertanian."
"Material ini bukan bahan peledak atau pun radioaktif," katanya.
"Dan ini tidak ada larangan untuk mengelola dan menyimpannya."