Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Besar Media Hong Kong Ditangkap, HAM PBB Serukan Peninjauan Ulang

Kompas.com - 11/08/2020, 07:00 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

JENEWA, KOMPAS.com - Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB menyuarakan keprihatinan mendalam pada Senin (10/8/2020) atas penangkapan taipan media Hong Kong, Jimmy Lai di bawah UU Keamanan baru yang diterapkan Beijing.

PBB mendesak pihak berwenang untuk memastikan bahwa UU tersebut tidak disalahgunakan otoritas China.

Melansir Today, Jeremy Laurence, Juru bicara komisaris tinggi PBB untuk HAM mengatakan dalam balasan surel kepada Reuters,

"Kami mendesak pihak berwenang untuk meninjau kasus-kasus ini dan memastikan bahwa penangkapan tidak mengganggu pelaksanaan hak-hak yang dilindungi oleh hukum HAM internasional dan hukum dasar Hong Kong."

Baca juga: UU Keamanan Nasional Beraksi Lagi, Bos Besar Media Hong Kong Ditangkap

"Kami mengulangi seruan kami kepada pihak berwenang untuk memantau dan meninjau penerapan Undang-undang keamanan dan mengubahnya jika perlu untuk memastikan tidak ada ruang lingkup penyalahgunaannya dan membatasi hak asasi manusia yang dijamin oleh hukum internasional dan Hukum Dasar Hong Kong," ungkap Laurence.

Sebelumnya, bos besar media Hong Kong, Jimmy Lai Chee-ying ditangkap di bawah UU Keamanan baru Beijing untuk Hong Kong.

Jimmy Lai merupakan salah satu pengkritik Beijing paling vokal, dan ditangkap pada Senin (10/8/2020) atas tuduhan berkolusi dengan kekuatan asing.

"Mereka menangkapnya di rumahnya sekitar pukul 7 pagi. Pengacara kami sedang dalam perjalanan ke kantor polisi," kata Mark Simon rekan dekatnya kepada AFP.

Baca juga: Lewat UU Keamanan Nasional, Polisi Hong Kong Bisa Menggerebek Tanpa Surat Pengadilan

Ia menambahkan, anggota lain dari grup media Lai juga ditangkap. Seorang sumber polisi yang berbicara tanpa menyebut nama berkata ke AFP, Lai ditangkap karena berkolusi dengan pihak asing, yang merupakan salah satu pelanggaran di UU Keamanan Nasional baru.

Lai juga dituduh melakukan penipuan. Lai adalah pemilik surat kabar Apple Daily dan Next Magazine, dua media yang sangat pro-demokrasi dan kritis terhadap Beijing.

Di Twitter, Simon mengatakan, petugas menggeledah rumah Lai dan rumah putranya berdasarkan surat perintah.

Tidak banyak orang Hong Kong yang berani mengkritik keras Beijing secara terbuka, seperti yang dilakukan Lai.

Bagi banyak penduduk kota semi-otonom itu, Lai adalah pahlawan tak terduga, pemilik tabloid yang vokal dan satu-satunya taipan yang berani menentang Beijing.

Tapi di media pemerintah China dia dipandang sebagai "pengkhianat", "tangan hitam" terbesar di balik demonstrasi pro-demokrasi besar-besaran tahun lalu di Hong Kong.

Baca juga: Dampak UU Keamanan Nasional, Internasional Serukan Larangan Ekstradisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com