Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/08/2020, 15:40 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

BEIRUT, KOMPAS.com - Bagi keluarga Sahar Fares, ini sudah hampir seminggu mereka kehilangannya setelah ledakan yang terjadi di pelabuhan Beirut, Lebanon.

Namun, rasa sakit itu masih terus membekas, di mana sang ibu mengungkapkan dia tidak akan bisa memaafkan orang bertanggung jawab.

Sahar Fares tewas dalam ledakan yang terjadi Selasa pekan lalu (4/8/2020), sebagai paramedis dalam tim pemadam kebakaran yang merespons laporan.

Baca juga: Penyidik Laporkan Temuan Ruang Bawah Tanah di Lokasi Ledakan Beirut, Lebanon

Kepada jurnalis Sky News Alex Rossi, ibu Sahar sembari berusaha menahan agar air matanya tak meleleh menuturkan dia sangat kehilangan.

"Apa yang bisa saya katakan? Saya sangat kehilangan. Kami tentu akan bersenda gurau di rumah. Dia dan saudarnya akan tertawa. Ini kehilangan besar," ratapnya.

"Apa pun yang mereka lakukan di Lebanon, apa untungnya bagi saya? Putri saya pergi ketika usianya tengah dalam kondisi prima, 26 tahun," lanjutnya.

"Saya membesarnnya selama 26 tahun, hanya untuk melihatnya pergi dalam semalam. Apa yang bisa saya lakukan? Semoga Tuhan tak akan mengampuni pelakunya," kutuknya.

Dilansir Senin (10/8/2020), Sahar merupakan bagian dari tim respons cepat ketika kebakaran dilaporkan terjadi di pelabuhan Beirut.

Mereka tidak mengira, kebakaran itu bakal memicu ledakan hebat, yang dampaknya hampir sama dengan gempa bumi berkekuatan 3,3.

Baca juga: Lagi, Menteri Lebanon Mundur Usai Demonstran Gemakan Yel Jatuhkan Rezim Mirip Arab Spring 2011

Saudarinya, Maria, menunjukkan beberapa foto udara, yang nampaknya diambil sebelum insiden di mana jenazahnya ditemukan.

Selain itu sebelum tewas, Sahar Fares sempat menelepon tunangannya, Gilbert Karaan, memintanya untuk tak khawatir ketika ledakan pertama terjadi.

"Sahar tidak akan kembali dan tinggal bersama kali lagi. Walau saya ingin memeluknya dan mengucapkan selamat tinggal, saya tak bisa," isak Maria.

Kakak ipar Sahar, Elie Makhlouf,, berkata pemerintah Lebanon menumpahkan darah adiknya, dan menuturkan mereka adalah pembunuh melalui tindakan korup mereka.

"Dia dikhianati. mereka membunuhnya. Mereka membunuh mimpinya. Mereka membunuh masa depannya. Padahal dia bekerja bagi negara," keluh Makhlouf.

Baca juga: Soal Penyelidikan Ledakan Lebanon, Begini Permintaan Trump

Di pelabuhan, di mana 2.750 ton amonium tersimpan dan diyakini sebagai penyebab utama insiden, pencarian para korban masih terus dilakukan.

Halaman:
Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com