Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Terkemuka Afghanistan Sepakat Bebaskan 400 Milisi Taliban, Ada Apa?

Kompas.com - 09/08/2020, 17:32 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Arabiya

KABUL, KOMPAS.com – Ribuan tokoh terkemuka Afghanistan pada Minggu (9/8/2020) menyetujui pembebasan sekitar 400 anggota Taliban yang ditahan.

Di antara para tahanan tersebut ada banyak anggota Taliban yang terlibat dalam serangan yang menewaskan sejumlah warga Afghanistan dan orang asing.

Resolusi yang merekomendasikan pembebasan para tahanan disahkan pada akhir hari Loya Jirga sebagaimana dilansir dari Al Arabiya, Minggu.

Loya Jirga adalah pertemuan tradisional para tetua suku di Afghanistan dan pemangku kepentingan lainnya yang terkadang diadakan untuk memutuskan masalah kontroversial.

Baca juga: Serangan Berdarah ISIS di Afghanistan, 29 Tewas dan Ratusan Tahanan Kabur

Salah satu anggota dalam pertemuan tersebut mengatakan keputusan tersebut diambil agar bisa memulai pembicaraan damai antara Pemerintah Afghanistan dan kelompok Taliban.

"Untuk menghentikan pertumpahan darah dan untuk kebaikan publik, Loya Jirga menyetujui pembebasan 400 tahanan seperti yang diminta oleh Taliban," kata dia.

Resolusi dalam Loya Jirga menyebutkan setiap warga negara asing di antara para tahanan harus diserahkan ke negara masing-masing.

“Keputusan Loya Jirga telah menghilangkan alasan dan hambatan terakhir dalam perjalanan menuju perundingan damai. Kami berada di ambang pembicaraan damai,” kata Abdullah, yang ditunjuk oleh pemerintah Afghanistan untuk memimpin perundingan dengan Taliban.

Baca juga: ISIS Mengebom dan Serang Penjara di Afghanistan, Tahanan Kabur Massal

Nasib para tahanan telah menjadi hambatan penting dalam mengadakan pembicaraan damai antara Pemerintah Afghanistan dan kelompok Taliban yang terus bertikai.

Kedua belah pihak telah berkomitmen untuk menyelesaikan pertukaran tahanan sebelum pembicaraan damai dapat dimulai.

Sebelumnya, Pemerintah Afghanistan telah membebaskan hampir 5.000 narapidana Taliban.

Namun otoritas Afghanistan telah menolak permintaan Taliban akhir-akhir ini untuk membebaskan tahanan lain.

Baca juga: Bom Bunuh Diri Guncang Malam Idul Adha di Afghanistan, Taliban Disorot

Menurut daftar resmi yang dilihat AFP, banyak narapidana dituduh melakukan pelanggaran serius, dengan lebih dari 150 di antaranya dijatuhi hukuman mati.

Daftar itu juga mencakup sekelompok 44 pemberontak yang memiliki fokus khusus terhadap Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain atas peran mereka dalam serangan "tingkat tinggi".

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mendorong pembebasan para tahanan di samping mengakui bahwa keputusan itu "tidaklah populer".

Baca juga: Menyambut Idul Adha, Taliban Umumkan Gencatan Senjata 3 hari di Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Arabiya
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com