Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah India Khawatir Perdagangan Anak Meningkat Setelah Lockdown Dilonggarkan

Kompas.com - 08/08/2020, 19:39 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Aljazeera

NEW DELHI, KOMPAS.com - Pemerintah India tengah meningkatkan upaya untuk melindungi anak di bawah umur yang dipekerjakan oleh pabrik-parbik, yang mana dikhawatirkan kasusnya dapat meningkat saat negaranya melonggarkan lockdown di masa pandemi virus corona.

Pada Kamis (6/8/2020), pemerintah India menyatakan akan meningkatkan perlindungan terhadap anak dari kerja paksa di pabrik-pabrik, setelah adanya penyelamatan terhadap 35 anak di pabrik pemintalan, menurut laporan yang dilansir dari Al Jazeera pada hari yang sama.

Adanya lockdown yang dilonggarkan, pemerintah India mengkhawatirkan perdagangan anak untuk kerja paksa akan dapat meningkat.

Baca juga: Masalah Rasial di Amerika Serikat Menyentuh Anak-anak Penderita Covid-19

Sebelumnya, dilaporkan terdapat 32 anak perempuan dan 3 anak laki-laki yang berhasil diselamatkan dari kasus kerja paksa.

Mereka diselamatkan di Tiruppur di negara bagian Tamil Nadu pada minggu lalu, menyusul informasi kepada staf di Childline, sebuah saluran bantuan darurat bebas pulsa untuk anak-anak.

Dalam kasus kerja paksa biasanya anak-anak dipaksa bekerja 14 jam sehari dan tidak diberi hari libur, menurut komite kesejahteraan anak distrik Tiruppur.

Pejabat tinggi Tiruppur, K Vijayakarthikeyan, mengatakan pemerintah setempat telah melakukan lebih banyak tinjauan ke pabrik-pabrik di pusat garmen untuk mencari kasus pekerja anak serupa ada di sana.

Baca juga: Ayah 30 Anak Ini Kembali Temukan Batu Mulia Langka Senilai Rp 29 Miliar

"Kami sedang melakukan penyelidikan dan telah menginstruksikan semua staf kami untuk memberikan laporan setiap harinya," kata penanggung jawab distrik Tiruppur kepada Thomson Reuters Foundation melalui telepon.

Vijayakarthikeyan mengatakan penyelidikan terhadap pabrik telah dimulai dan semua upaya sedang dilakukan untuk memastikan kasus kerja paksa terhadap anak tidak terjadi lagi.

Ketika India perlahan-lahan membuka kembali aktivitas normalnya dan industri dibuka kembali setelah berbulan-bulan lockdown untuk mengendalikan penyebaran Covid-19, para aktivis khawatir bahwa akan lebih banyak anak yang direkrut sebagai pekerja dan dieksploitasi.

Baca juga: Covid-19 Dijadikan Alasan Pemerintah Australia Tidak Tarik Pulang Pengantin ISIS dan Anak-anak Mereka

"Para remaja kemungkinan besar akan direkrut secara agresif saat industri buka dan fokusnya adalah menghidupkan kembali ekonomi," kata Prithviraj Sinnathambi, direktur lembaga amal Community Awareness Research Education Trust (CARE-T).

UU ketenagakerjaan India melarang mempekerjakan siapa pun yang berusia di bawah 15 tahun, tetapi anak-anak diizinkan untuk mendukung bisnis keluarga di luar jam sekolah.

Menurut aktivis hak anak mengatakan bahwa isi UU tersebut kemudian yang sering kali dieksploitasi secara luas oleh pengusaha dan perdagang manusia.

Baca juga: Meski Masih Juli, Ibu 16 Anak Ini Mulai Belanja Hadiah Natal

Kementerian Dalam Negeri India pada bulan lalu mengeluarkan nasihat yang meminta pemerintah negara bagian untuk melindungi anak-anak dari pedagang manusia, selain itu membantu mengidentifikasi serta menyelamatkan penduduk yang hilang.

Penyelamatan di Tiruppur mendorong pekerja sosial CM Sivababu untuk mengajukan tindakan hukum yang meminta pihak berwenang untuk mengidentifikasi dan membantu korban pekerja anak lainnya di pabrik garmen di daerah tersebut.

Dia mengatakan agen tenaga kerja telah memanfaatkan sekolah yang ditutup dan banyaknya orang kehilangan pekerjaan yang membuat banyak keluarga di ambang kemiskinan.

Pengadilan Tinggi Madras menanggapi penyelamatan pekerja anak pada Kamis kemarin, dengan mengarahkan polisi dan petugas ketenagakerjaan untuk memeriksa pabrik garmen lokal dan melaporkan temuan mereka pada sidang berikutnya dalam kasus tersebut.

Baca juga: Bugatti Luncurkan Mobil Listrik Anak-anak, Harganya Hampir Rp 1 Miliar

Pejabat Tiruppur mengatakan pada pekan ini, mereka menerima surat dari para orang tua yang meminta mereka untuk membawa pulang anak-anak mereka dari pabrik.

"Salah satu gadis yang diselamatkan dan kembali ke rumah telah berbagi detail kondisi kerjanya dengan anggota keluarga lainnya," kata Bhaskaran Mahalingam, manajer proyek di Pusat Pendidikan dan Pengembangan Sosial.

"Hal ini menimbulkan kekhawatiran dan semakin banyak orang tua yang mencari bantuan untuk membawa pulang anak-anak mereka dengan selamat," kata Mahalingam.

Menurut data kejahatan pemerintah terbaru yang tersedia, sekitar 2.400 kasus perdagangan manusia dilaporkan di India pada 2018, dengan hampir setengah dari korban berusia di bawah 18 tahun.

Baca juga: Tidak Kerjakan PR, Anak Kulit Hitam Berkebutuhan Khusus Dipenjara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com