Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komite Investigasi Lebanon Diberi Waktu 4 Hari Temukan Pelaku Ledakan Beirut

Kompas.com - 06/08/2020, 17:37 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BEIRUT, KOMPAS.com - Sebuah komite investigasi dibentuk di Lebanon, di mana mereka harus mengungkap pelaku ledakan Beirut dalam empat hari mendatang.

Pernyataan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Charbel Wehbe dalam wawancaranya dengan radio berbahasa Perancis dikutip AFP, Kamis (6/8/2020).

"Pagi ini, keputusan diambil untuk membentuk komite investigasi di mana dalam empat hari, mereka harus menyediakan laporan siapa yang bertanggung jawab," tegas Wehbe.

Baca juga: Bank Dunia Siap Membuat Skema Pendanaan untuk Membantu Lebanon

Sang menlu meneragkan, komite itu harus menyertakan setiap aspek seperti apa, bagaimana, siapa, dan di mana sebelum diputuskan langkah berikutnya.

"Ini adalah insiden yang serius. Jadi kami jelas menganggapnya juga dengan serius," papar Wehbe saat diwawancarai radio Europe1.

"Mereka yang bertanggung jawab atas kelalaian berujung kejahatan mengerikan ini akan mendapatkan hukuman terberat," janjinya.

Berdasarkan data kementerian kesehatan, sebanyak 137 orang tewas dalam ledakan Beirut, puluhan hilang, dan 5.000 lainnya terluka.

Jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah mengingat tim penyelamat masih terus melakukan penyisiran jika ada yang tertimbun.

Pemerintah Beirut mengestimasi 300.000 orang kehilangan rumah, dengan beban pemulihan bisa mencapai 3 miliar dollar AS (Rp 43,7 triliun).

Pada Rabu (5/8/2020), otoritas menetapkan sejumlah pejabat pelabuhan sebagai tahanan rumah terkait penanganan amonium nitrat.

Baca juga: Virus Corona Jadi Penyebab Korban Tewas akibat Ledakan di Lebanon Tidak Tinggi

Amonium nitrat, bisa dipakai sebagai pupuk atau peledak, merupakan bahan kimia yang disinyalir sebagai penyebab utama ledakan.

Perdana Menteri Hassan Diab dalam konferensi pers menyatakan, sebanyak 2.750 ton yang disimpan dalam gudang diyakini meledak.

Penyimpanan amonium nitrat itu menjadi sorotan. Pasalnya, otoritas setempat sempat meminta agar dipindahkan namun tak digubris.

Wehbe menerangkan, penyelidikan awal menunjukkan insiden ini merupakan mismanajemen bahan peledak berbahaya yang berlangsung selama enam tahun terakhir.

Baca juga: Sebelum Beirut Lebanon, Amonium Nitrat Juga Meledak Dahsyat di 4 Kota Ini

Baik Diab maupun Presiden Michel Aoun menegaskan, pelakunya akan mendapat hukuman setimpal dengan dimasukkan ke penjara.

Namun, kepercayaan publik terhadap institusi hukum begitu rendah, dengan hanya yang sedikit beharap bakal terciptanya hukuman yang adil.

Human Rigths Watch menyerukan agar penyelidikan digelar dalma skala internasional. Karena hanya inilah opsi yang dipandang paling bijak.

"Investigasi independen dengan pakar internasional bisa menjamin korban dari ledakan Beirut bisa mendapatkan keadilan," jelas Human Rigths Watch.

Baca juga: Amonium Nitrat Diduga Tak Hanya Jadi Penyebab Ledakan di Beirut, Lebanon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com