Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Citra Satelit Tunjukkan Gudang Berisi 2.750 Ton Amonium Nitrat yang Meledak, Lenyap

Kompas.com - 06/08/2020, 10:26 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

BEIRUT, KOMPAS.com - Satelit menangkap citra pelabuhan Beirut, menunjukkan bagian dari pelabuhan lenyap akibat ledakan dahsyat.

Bagian dari pelabuhan itu adalah gudang berisi 2.750 ton amonium nitrat yang meledak dengan sangat kuat di Beirut, Selasa (4/8/2020).

Citra satelit yang dirilis sehari setelah ledakan dahsyat yang meletus di pelabuhan Beirut itu menunjukkan bagian tanah dan bangunan yang raib total akibat kekuatan ledakan.

Satelit yang digunakan milik Cnes 2020 melalui Airbus DS.

Baca juga: Video Viral Ledakan Lebanon, Pengantin Wanita Ini Terempas Saat Sesi Foto Pernikahan

Ledakan di ibu kota Lebanon itu menabur kehancuran di seluruh kota, menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai ribuan lainnya. Tak hanya itu, ledakan tersebut juga menjerumuskan Lebanon lebih dalam ke situasi krisis.

Pemerintah Lebanon pada Rabu (5/8/2020) mengatakan bahwa menginginkan para pejabat pelabuhan ditahan sebagai tahanan rumah atas insiden fatal tesebut. 

Mereka juga mengumumkan bencana itu sebagai darurat nasional selama 2 pekan di ibu kota Beirut.

Baca juga: Ledakan Besar Beirut, Lebanon: Kelalaian Penanganan Zat Eksplosif Berbahaya Jadi Dugaan Awal Penyelidikan

 

Apa yang memicu insiden?

Dilaporkan BBC Rabu (6/8/2020), amonium nitrat awalnya disimpan di gudang pelabuhan Beirut selama enam tahun setelah disita dari sebuah kapal pada 2013.

Baik kepala pelabuhan maupun kepala bea cukai mengungkapkan, mereka sebenarnya sudah menulis surat kepada pengadilan beberapa kali.

Inti dari surat tersebut adalah mereka ingin bahan kimia itu dipindahkan maupun dijual kepada pihak tertentu untuk memastikan keselamatannya.

General Manager Pelabuhan Hassan Koraytem kepada OTV mengatakan, mereka sebenarnya sudah tahu material tersebut berbahaya ketika pengadilan memerintahkan agar benda itu disimpan di gudang.

Namun, Koraytem mengaku dia tidak menyangka jika upayanya membersihkan amonium nitrat bakal berlarut-larut, dan menuai respons Menteri Ekonomi Raoul Nehme.

Dia mengatakan insiden menunjukkan betapa inkompeten dan buruknya manajemen yang dilakukan dalam pengurusan bahan kimia berdaya ledak tinggi itu.

Nehme berujar pemerintah sebelumnya maupun manajemen dari pelabuhan jelas bertanggung jawab atas ledakan yang meratakan sebagian besar kota itu.

"Kami jelas tidak berniat untuk duduk diam setelah insiden ini. Kami akan mencari tahu siapa yang bertanggung jawab," tegasnya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com