Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan di Beirut, Lebanon, Korban Tewas Bertambah Jadi 135 Orang

Kompas.com - 06/08/2020, 06:37 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

BEIRUT, KOMPAS.com - Korban tewas karena ledakan yang terjadi di ibu kota Lebanon, Beirut, bertambah menjadi 135 orang dengan 5.000 lainnya terluka.

Kenaikan itu disampaikan langsung Menteri Kesehatan Hamad Hassan, di tengah upaya tim penyelamat terus mencari korban yang tertimbun reruntuhan gedung.

Lebih dari 300.000 orang kehilangan rumah mereka, dengan keluarga terus melakukan pencarian terhadap kerabat mereka yang kemungkinan meninggal.

Baca juga: Presiden Lebanon Janjikan Penyelidikan Transparan terhadap Ledakan Besar di Beirut

Pemerintah Lebanon pun mengumumkan keadaan darurat selama dua pekan di Beirut, dengan kontrol keamanan dilakukan oleh militer.

Presiden Michel Aoun menyatakan, ledakan itu disebabkan 2.750 ton amonium nitrat, bahan kimia yang bisa dipakai sebagai pupuk dan peledak.

Kepala Pelabuhan Beirut, Hassan Koraytem, material berdaya ledak tinggi itu disimpan di gudang selama enam tahun terakhir karena perintah pengadilan.

Dilaporkan, departemen bea cukai dan keamanan sempat meminta otoritas agar material itu diekspor atau dipindahkan, namun tak digubris.

Dilansir Sky News Rabu (5/8/2020), pemerintah Inggris mengirim grup berisi personel militer untuk membantu Lebanon dalam memulihkan keadaan.

Pengerahan kelompok awal ini akan membantu London memetakan bantuan apa saja yang bisa diberikan kepada pemerintahan Perdana Menteri Hassan Diab.

Baca juga: Kisah Rakyat Lebanon, Bahu-membahu Tampung Korban Ledakan

Inggris disebut sudah menyiapkan tim berisi pakar penyelamatan, anjing pelacak, hingga tim medis dan bisa dikerahkan setiap saat.

Selain itu, London juga siap untuk mengucurkan paket bantuan kepada Lebanon sebesar 5 juta poundsterling, atau sekitar Rp 95,5 miliar.

"kami juga mempunyai kapal pemantau Angkatan Laut untuk membantu menaksi kerusakan yang terjadi di area pelabuhan," jelas Menteri Luar Negeri Dominic Raab.

Sumber pertahanan mengngkapkan, HMS Enterprise akan membantu memetakan dasar laut untuk memerkirakan sebesar besar kerusakan karena ledakan.

Kemudian, kapal tersebut juga bertugas mengidentifikasi rute aman di dalam dan luar pelabuhan Beirut untuk membantu proses rekonstruksi.

Baca juga: Akibat Ledakan Besar di Lebanon 300.000 Penduduk Kehilangan Rumah

Banyak keluarga dilaporkan menghabiskan malam dengan berpindah dari satu rumah sakit ke yang lainnya untuk mencari tahu nasib kerabat mereka.

"Ini benar-benar mengerikan. Saya belum pernah melihat yang seperti ini sejak masa perang," ujar warga setempat bernama Marwan Ramadan.

L'Apocalypse, begitulah judul yang dipilih harian Lebanon berbahasa Perancis L'Orient-Le Jour untuk menggambarkan seberapa masif kerusakannya.

Pusat geosains Jerman (GFZ) menerangkan, begitu hebatnya kekuatan ledakan di Beirut sehingga setara dengan gempa bermagnitudo 3,5.

Bahkan, insiden itu bisa terdengar dan terasa di Siprus, negara yang berlokasi di kawasan Mediterania dan berjarak 240 kilometer.

Baca juga: Surat Ini Bukti Bahaya 2.750 Ton Amonium Nitrat di Pelabuhan Gua Ali Baba dan 40 Penyamun Beirut, Lebanon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com