Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Lebanon Janjikan Penyelidikan Transparan terhadap Ledakan Besar di Beirut

Kompas.com - 05/08/2020, 21:21 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Aljazeera

BEIRUT, KOMPAS.com - Presiden Lebanon, Michel Aoun mengatakan akan menyelidiki tuntas tragedi ledakan besar yang terjadi pada Selasa malam waktu setempat (4/8/2020), yang berpusat di pelabuhan Beirut, Lebanon. Ia berjanji hasil penyelidikan juga akan diungkap secara transparan kepada publik.

Saat ini, penyebab ledakan itu belum pada kesimpulannya.

Melansir Al Jazeera pada Rabu (5/8/2002), para pejabat masih menghubungkan ledakan besar yang terjadi dengan keberadaan amonium nitrat sekitar 2.750 ton di gudang pelabuhan Beirut, yang merupakan barang sitaan yang disimpan di sana selama enam tahun.

Baca juga: Kisah Rakyat Lebanon, Bahu-membahu Tampung Korban Ledakan

Aoun segera mengumpulkan Dewan Pertahanan Tinggi negara itu pasca-ledakan terjadi.

Ia mengatakan penyelidikan atas ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon akan mengungkapkan keadaaan sebenarnya yang terjadi segera, dan hasilnya akan diungkapkan secara transparan ke publik.

Dalam pidato yang disiarkan televisi pada awal pertemuan kabinet, Aoun juga mengimbau negara-negara lainnya untuk dapat memberikan bantuan segera kepada Lebanon yang saat ini sudah berada dalam krisis ekonomi.

"Kami bertekad untuk menyelidiki dan mengungkapkan apa yang terjadi sesegera mungkin, untuk menjatuhkan hukuman," kata Aoun.

Baca juga: Akibat Ledakan Besar di Lebanon 300.000 Penduduk Kehilangan Rumah

Zona perang

Wali kota Beirut, Jamal Itani benar-benar terkejut dengan tragedi ledakan besar di Beirut.

"Ini seperti zona perang. Saya tidak bisa berkata-kata," kata Itani kepada kantor berita Reuters sambil memeriksa kerusakan pada Rabu.

Ia memperkirakan kerusakan yang terjadi seperti di zona perang ini akan menelan biaya setidaknya miliaran dollar AS.

Baca juga: Pasca-Ledakan Dahsyat Palang Merah Lebanon Terdesak Kebutuhan Donor Darah

Tidak berbeda dengan Itani, seorang analis urusan strategi, Sami Nader, mengatakan ledakan besar Beirut belum pernah ia lihat sebelumnya dalam perjalanan politik Lebanon.

"Ini benar-benar bencana. Apa yang kami lihat adalah bencana besar," kata Sami Nader, Direktur Institut Levant untuk Urusan Strategis.

Ia mengatakan telah melewati perang saudara di Lebanon, pengeboman Mantan Perdana Menteri Hariri 2005, dan pemboman lainnya yang menargetkan aspek politisi, menurutnya tidak ada skala sebesar yang terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa malam itu.

Baca juga: Rusia Kirim 5 Pesawat Berisi Bantuan Kemanusiaan, Perancis Kirim 2 Pesawat Militer Pasca-ledakan di Lebanon

“Besarnya, dampak ledakannya tidak bisa dipercaya," ujar Nader.

Tidak bisa dibayangkannya. Pusat ledakan yang terjadi adalah di pelabuhan. Sementara, pelabuhan adalah rute perdagangan utama untuk Lebanon.

"Pelabuhan adalah titik, di mana kami mendapatkan gandum, minyak gas, obat-obatan kami. Infrastruktur (pelabuhan) ini benar-benar hancur. Saat ini kami sangat membutuhkan satu dolar untuk masuk ke Lebanon," ungkapnya.

Baca juga: Pejabat Kementerian Pertahanan AS Tolak Klaim Trump Soal Ledakan Besar di Beirut, Lebanon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Aljazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com