Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rakyat Lebanon, Bahu-membahu Tampung Korban Ledakan

Kompas.com - 05/08/2020, 21:13 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

BEIRUT, KOMPAS.com – Beberapa jam setelah bom mengguncang ibu kota Lebanon, Beirut, orang-orang membukakan pintu untuk para korban yang kehilangan tempat tinggal.

Dua ledakan mengguncang Beirut pada Selasa (4/8/2020) petang itu membuat setidaknya 100 orang tewas dan 4.000 orang luka-luka.

Jad Haddad beruntung tidak berada di apartemennya di Distrik Ashrafieh, Beirut ketika ledakan dahsyat itu mengguncang kawasan pelabuhan Beirut.

Dia tertidur di rumah ibunya di Jounieh, sekitar 16 kilometer dari ibu kota.

“Saya terbangun karena ledakan. Kami pikir itu adalah gempa bumi,” kata mahasiswa kedokteran berusia 23 tahun itu.

Baca juga: Akibat Ledakan Besar di Lebanon 300.000 Penduduk Kehilangan Rumah

Dia dan saudaranya bergegas menyalakan televisi dan mencari berita apa yang sedang terjadi.
Betapa terkejutnya dia ketika melihat pemandangan kota Beirut yang luluhlantak akibat ledakan.

Rumah-rumah telah hancur, bagian depan toko pecah, dan kaca pecah bertaburan di jalan-jalan.

Mereka lantas menelepon orang-orang yang mereka kenal di Beirut untuk memastikan keadaan.

“Jadi kami membuka rumah kami karena kami benar-benar percaya kami memiliki kewajiban kepada saudara-saudara kami di masa-masa sedih yang menyedihkan ini,” kata Haddad kepada The National.

Keluarganya adalah salah satu yang pertama yang menawarkan perlindungan kepada warga Beirut yang rumahnya hancur akibat ledakan itu.

Baca juga: Pasca-Ledakan Dahsyat Palang Merah Lebanon Terdesak Kebutuhan Donor Darah

Skala kerusakan segera terlihat ketika orang-orang muncul, linglung, dan berlumuran darah ke jalan-jalan.

Banyak sukarelawan yang langsung terjun melakukan evakuasi. Mereka yang terluka langsung dilarikan ke rumah sakit.

Yang lain mengemas apa yang mereka bisa dari rumah mereka yang hancur dan menarik koper di atas puing-puing bangunan.

Tempat penampungan sementara didirikan oleh Palang Merah Lebanon dengan memiliki kapasitas 1.000 orang.

Sementara itu menurut Orotitas Beirut ada sekitar 300.000 orang telah terlantar dan kehilangan tempat tinggal.

Baca juga: Rusia Kirim 5 Pesawat Berisi Bantuan Kemanusiaan, Perancis Kirim 2 Pesawat Militer Pasca-ledakan di Lebanon

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com