Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Filipina Resah soal Sistem Kesehatan di Tengah Covid-19, Duterte Meradang

Kompas.com - 03/08/2020, 18:08 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte meradang setelah ada dokter yang mengungkapkan keresahan mengenai sistem kesehatan di tengah Covid-19.

Pernyataan itu disampaikan presiden berjuluk The Punisher itu dalam pesan pada Senin pagi waktu setempat, dilaporkan Al Jazeera (3/8/2020).

Duterte menyatakan, dokter yang menyuarakan mengenai situasi sistem kesehatan di Filipina hendak "mendeklarasikan revolusi".

Baca juga: Kasus Covid-19 Naik 5 Kali Lipat sejak Juni, Filipina Lockdown Lagi dan Kurung 27 Juta Orang

"Anda sama sekali tak mengenal saya. Anda ingin revolusi? Maka katakanlah. Silakan. Coba saja," kecam mantan Wali Kota Davao itu.

Dia berujar dari klaim si tenaga kesehatan, jajarannya seakan mengacaukan segalanya dengan menembak mati siapa pun yang terinfeksi Covid-19.

"Apa itu yang kalian inginkan? Kita tentu bisa mengakhirinya dengan cara seperti itu," jelas presiden yang akrab disapa Digong itu.

Tidak jelas apa yang disebut sang presiden dengan revolusi. Karena tenaga kesehatan tersebut sama sekali tak menyuarakan melawan pemerintah.

Pernyataan Duterte itu bertolak belakang dengan sebelumnya, di mana dia mengatakan memahami keresahan yang disampaikan tenaga medis.

Sebanyak 80 kelompok lokal, berisi 80.000 dokter dan perawat, menyerukan adanya pengetatan peraturan karena Filipina terancam di ambang kekalahan melawan Covid-19.

"Saya mendengar kalian. Jangan sampai putus harapan. Kami sangat paham jika Anda semua begitu letih," kata sang presiden dalam siaran televisi.

Baca juga: Para Dokter Kewalahan Tangani Covid-19, Presiden Duterte Didesak untuk Perketat Lockdown

Pada Minggu (2/8/2020), Filipina mencatatkan 5.032 kasus positif virus corona, dan menjadi kenaikan angka harian tertinggi.

Total, negara di kawasan Asia Tenggara tersebut melaporkan 103.185 penularan positif, dengan korban meninggal mencapai 2.059.

Pada Senin, presiden menyetujui penerapan kembali lockdown ketat di dalam dan sekitar ibu kota Manila selama dua pekan mulai Selasa (4/9/2020).

Presiden 75 tahun itu menempatkan Metro Manila dan wilayah lain seperti Laguna, Cavite, Rizal, dan Bulacan dalam "Peningkatan Karantina Masyarakat yang Dimodifikasi (MECQ).

Juru bicara pemerintah Harry Roque menerangkan, lockdown itu akan diterapkan hingga 18 Agustus, dan berdampak terhadap 25 juta penduduknya.

Selain itu, Duterte juga menyetujui mempekerjakan 10.000 tenaga medis tambahan untuk memperkuat garda terdepan, dan meningkatkan tunjangan mereka.

Baca juga: Duterte Imbau Bersihkan Masker dengan Bensin, Ahli: Salah Besar!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com