LONDON, KOMPAS.com - Menjelang Hari Raya Idul Adha orang-orang Asia dan Muslim di Inggris sangat khawatir akan dikambinghitamkan ketika ada peningkatan kasus Covid-19 di sana, di mana terdapat jutaan umat Muslim yang merayakan Idul Adha.
Anggota komunitas Asia mengatakan ada stigma terhadap ras dan agama tertentu yang disalahkan sebagai penyebab peningkatan virus corona yang terjadi, sehingga memicu peningkatan pelecehan rasial dan Islamofobia di dalam negeri.
Melansir Arab News pada Kamis (30/7/2020), kota-kota, seperti Leicester, Blackburn, Luton, dan Oldham, yang memiliki penduduk mayoritas dari Pakistan dan Bangladesh, sehingga menjadi konsentrasi komunitas Asia tinggal, dicatat sebagai daerah-daerah paling miskin di Inggris.
Kemudian, baru-baru ini infeksi virus corona meningkat di sana.
Baca juga: Begini Shalat Idul Adha dengan Social Distancing di Australia
Seorang politisi lokal dan aktivis inklusi komunitas di Blackburn, Saima Afzal, mengatakan kepada Press Association (PA), bahwa Covid-19 cepat menyebar di daerah padat penduduk, karena potensi tinggi terjadinya kontak fisik, seperti dalam rumah perawatan, kapal pesiar, atau kerumunan pesepak bola, yang terlepas dari ras atau agama.
“Orang-orang mendengar, 'Muslim, virus corona, Niqab, kematian,' dan Anda akan mulai merasa sedikit cemas karenanya. Orang-orang perlu sedikit lebih berempati, melihat pengalaman dari masalah ras atau agama," kata Afzal.
Menurut laporan PA, seorang pria muda Asia baru-baru ini dilaporkan telah "menyebarkan penyakit" dan disalahgunakan sebagai cercaan ras saat berbelanja.
Ditambah, para ahli di Inggris mengatakan bahwa Covid-19 menyebar dengan cepat di daerah padat penduduk, keluarga dengan latar belakang Asia Selatan yang tinggal di rumah-rumah kecil dan kota-kota besar yang padat memiliki risiko tinggi terhadap penyebaran virus corona.
Baca juga: Bom Bunuh Diri Guncang Malam Idul Adha di Afghanistan, Taliban Disorot
Klaim risiko semakin tinggi, apabila orang asia tersebut diketahui bekerja sebagai petugas kesehatan atau pengemudi bus dan taksi.
Leicester, sebuah kota dengan kepadatan penduduk 330.000 di pusat Inggris, masih dalam kondisi lockdown lokal setelah lonjakan kasus pada bulan ini.
Beberapa kota lain, seperti Oldham, Rochdale, Northampton, dan Peterborough, berada dalam daftar pantauan Public Health England.
Afzal kemudian mengatakan dengan adanya rasialisasi dengan beragam narasi yang menyudutkan orang-orang Asia, lalu stigma agama Islam, membuatnya khawatir dengan akan datangnya perayaan umat Islam, Hari Raya Idul Adha.
Baca juga: Jelang Idul Adha, Pemerintah UEA Terbitkan Sanksi bagi Pelanggar Aturan Pencegahan Covid-19
"Setiap anggota komunitas ini tidak ingin kasus virus corona meningkat. Sangat disayangkan Idul Adha terjadi di tengah-tengah situasi pandemi. Itu bisa saja Natal," ujarnya.
Menurutnya, tingginya penyebaran virus corona bukan didasari alasan rasial atau agama, melainkan adanya kemiskinan, perumahan multigenerasi, serta penyebaran virus corona yang tanpa gejala.
"Saya meminta simpati dan empati, serta tidak menghakimi, kalau tidak kita akan menghadapi masalah besar," tambahnya.
Sementara itu, sejumlah masjid di seluruh Inggris telah melakukan langkah pencegahan sebagai persiapan untuk ibadah shalat Idul Adha, termasuk pemeriksaan suhu saat jamaah datang, melarang pelukan atau jabat tangan, dan membatasi jumlah jamaah yang diizinkan untuk shalat.
Baca juga: Jelang Idul Adha, Bisnis Cuci Mobil Pria Ini Berubah dari 4 Roda Jadi 4 Kaki
Shadim Hussain, CEO jaringan pembinaan orang kulit hitam dan Asia My Foster Family, dan anggota Bradford Foundation Trust, mengatakan, "Saya pikir beberapa kelompok lebih ditantang terkait kebiasaan mereka berkumpul, berdoa, dan perayaan keluarga."
Jumlah kasus virus coorna yang tinggi saat ini, ada di Leicester, Bradford, Blackburn.
“Jelas ada kekhawatiran tentang Idul Adha besok dan pada saat pertemuan besar terjadi , tetapi dari pekerjaan yang saya lakukan di sini secara lokal di Bradford dengan dewan masjid dan organisasi lainnya, saya sangat terkejut dengan upaya untuk membuat yakin tempat ibadah dipersiapkan dengan baik,” tambahnya.
Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa orang kulit hitam dan orang Asia Selatan lebih rentan terinfeksi, dan meninggal karena Covid-19, daripada kelompok etnis lain, dengan para ahli kesehatan yang menyebut ketidaksetaraan kesehatan, masalah kesehatan yang mendasarinya, dan perbedaan budaya serta tradisi sebagai penyebabnya.
Baca juga: Pesan Tempat Shalat Lewat Aplikasi Hingga Kurban Online, Begini Perayaan Idul Adha di Seluruh Dunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.