Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Cukup Assad dan Istrinya, Putra Remaja Presiden Suriah Ini Juga Dikenai Sanksi AS

Kompas.com - 30/07/2020, 17:05 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

DAMASKUS, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) pada Rabu (29/7/2020) menjatuhkan sanksi terhadap putra dari Presiden Suriah, Bashar Al Assad, yang masih berusia 18 tahun.

AS bersumpah tidak akan membiarkan rezim negara yang tengah dilanda perang itu memperkaya diri mereka.

Hafez Al Assad diberi sanksi AS berupa larangan perjalanan atau memiliki aset di AS, berdasarkan keterangan Departemen Luar Negeri AS yang dikutip AFP.

Baca juga: AS Beri Sanksi kepada Istri Presiden Suriah Bashar Assad

Sanksi AS terhadap Hafez merupakan bagian dari serangkaian sanksi kedua di bawah UU Caesar atau Caesar Act yang dimulai sejak Juni lalu.

Caesar Act bertujuan untuk mencegah normalisasi Assad bahkan ketika dia memenangkan kembali sebagian besar wilayah Suriah pasca perang 9 tahun yang brutal.

"Kami akan terus meminta Bashar Al Assad dan rezimnya bertanggung jawab atas kejahatan mereka, sambil terus menjaga ingatan akan korban-korban mereka," kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Gelapkan Dana Publik Suriah, Paman Bashar Assad Divonis 4 Tahun Penjara

"Ini waktunya kebrutalan Assad dihentikan," ujar Pompeo. AS sebelumnya telah memberi sanksi kepada Assad dan istrinya, Asma.

Para pejabat mengatakan sanksi terhadap satu-satunya anak Assad yang dewasa dimaksudkan untuk menghentikan Hafez sebagai satu-satunya akses bagi keluarga di luar negeri.

"Telah menjadi tren yang menonjol di kalangan aktor rezim Suriah untuk menggunakan anggota keluarga dewasa mereka, apakah saudara atau anak-anak mereka, untuk mencoba melanjutkan bisnis di tempat mereka setelah mendapat sanksi," kata Joel Rayburn, seorang pejabat Departemen Luar Negeri yang menangani Suriah.

Rayburn memperingatkan bahwa Assad dan keluarga-keluarga kalangan terkemuka lainnya mampu meningkatkan daya ungkit ekonomi mereka ketika Suriah ingin dibangun kembali.

Baca juga: Suriah Umumkan Kasus Infeksi Pertama Virus Corona, Bashar Al-Assad Keluarkan Amnesti Tahanan

"Bagi kami, tujuan dari sanksi itu adalah untuk mencegah rezim Assad mengonsolidasikan kontrol ekonomi semacam itu yang kemudian digunakan untuk melanggengkan perang dan untuk melanggengkan pembunuhan terhadap rakyat Suriah," kata Rayburn kepada wartawan.

Hafez Al Assad, anak tertua dari tiga anak Assad, telah menjadi berita utama saat remaja terutama karena minatnya terhadap ilmu matematika.

Dia pernah mengikuti kompetisi matematika internasional di Rumania dan Brasil pada 2017.

Kekhawatiran tindakan AS terhadap investor asing di bawah UU Caesar telah mendatangkan malapetaka pada ekonomi Suriah yang dilanda perang dengan mengaburkan harapan untuk rekonstruksi negara itu.

Idlib tetap menjadi benteng terakhir pasukan oposisi termasuk jihadis yang telah memerangi Assad dalam perang yang telah menewaskan lebih dari 380.000 orang, membuat jutaan orang terlantar dan memicu bangkitnya kelompok Negara Islam ultra-kekerasan.

Baca juga: Pelecehan Seksual terhadap Gay, Biseksual, dan Transgender Tinggi di Suriah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Tambah 2 Korban, Total Kematian akibat Suplemen Jepang Jadi 4 Orang

Tambah 2 Korban, Total Kematian akibat Suplemen Jepang Jadi 4 Orang

Global
Sapi Perah di AS Terdeteksi Idap Flu Burung

Sapi Perah di AS Terdeteksi Idap Flu Burung

Global
2 Jasad Korban Runtuhnya Jembatan Francis Scott Ditemukan

2 Jasad Korban Runtuhnya Jembatan Francis Scott Ditemukan

Global
Thailand Menuju Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis

Thailand Menuju Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis

Internasional
Anak Kecil Tewas Tersedot Pipa Selebar 30-40 Cm Tanpa Pengaman di Kolam Hotel

Anak Kecil Tewas Tersedot Pipa Selebar 30-40 Cm Tanpa Pengaman di Kolam Hotel

Global
Kebijakan Kontroversial Nayib Bukele Atasi Kejahatan di El Salvador

Kebijakan Kontroversial Nayib Bukele Atasi Kejahatan di El Salvador

Internasional
Rangkuman Hari Ke-763 Serangan Rusia ke Ukraina: 2 Agen Rusia Ditangkap | Ukraina-Rusia Saling Serang

Rangkuman Hari Ke-763 Serangan Rusia ke Ukraina: 2 Agen Rusia Ditangkap | Ukraina-Rusia Saling Serang

Global
Kepala Intelijen Rusia ke Korea Utara, Bahas Kerja Sama Keamanan

Kepala Intelijen Rusia ke Korea Utara, Bahas Kerja Sama Keamanan

Global
Pemimpin Hamas: Israel Keras Kepala dan Ingin Perang Terus Berlanjut

Pemimpin Hamas: Israel Keras Kepala dan Ingin Perang Terus Berlanjut

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com