Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tidak Terasa Atmosfer Pertempuran dalam Beberapa Bulan ke Depan”

Kompas.com - 27/07/2020, 07:22 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BEIRUT, KOMPAS.com – Wakil Sekretaris Jenderal Hezbollah, Sheikh Naim Qassem, menampik kemungkinan meningkatnya kekerasan antara Hezbollah dan Israel meski pekan lalu ketegangan kedauanya meningkat.

Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan antara Israel dengan Suriah dan Lebanon setelah seorang milisi Hezbollah tewas dalam sebuah serangan Israel di pinggiran Damaskus sebaimana dilansir dari Reuters, Senin (27/7/2020).

“Atmosfernya tidak mengindikasikan pertempuran. Tidak terasa atmosfer pertempuran dalam beberapa bulan ke depan,” kata Qassem dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Al Mayadeen.

Tahun lalu, tepatnya pada Agustus 2019, dua milisi Hezbollah tewas akibat serangan Israel di Damaskus.

Baca juga: Iran: Jerman akan Hadapi Konsekuensi atas Larangan terhadap Hezbollah

Kejadian tersebut membuat Sekretaris Jenderal Hezbollah, Sayyed Hassan Nasrallah, bersumpah akan membalas Israel jika negara tersebut menewaskan milisinya lagi di Suriah.

Sejak saat itu juga, militer Israel semakin mengerahkan kekuatannya di front utara, perbatasan Israel dengan Lebanon dan Suriah.

Sementara itu seorang juru bicara militer Israel mengatakan pada Minggu (26/7/2020) satu unit pesawat nirawak Israel jatuh di Lebanon ketika melakukan patroli perbatasan.

Israel sendiri telah meningkatkan serangannya terhadap Suriah dalam beberapa bulan terakhir. Serangan tersebut dikatakan oleh sumber intelijen direstui oleh Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Hezbollah Resmi Dilarang di Jerman

Sumber intelijen tersebut menambahkan serangan itu adalah perang bayangan yang telah merusak kekuatan militer Iran di wilayah tersebut tanpa memicu tensi yang besar.

Hezbollah telah mengerahkan milisinya di Suriah sebagai bagian dari dukungan Iran terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Pada 2011, di Suriah pecah unjuk rasa yang menyuarakan pengunduran Bashar al-Assad lalu berujung konflik berdarah hingga sekarang.

Israel melihat kehadiran Hezbollah dan Iran di Suriah sebagai sebuah ancaman strategis. Kehadiran mereka menyebabkan Israel melancarkan banyak sekali serangan Israel terhadap wilayah Suriah.

Baca juga: Helikopter Israel Serang Suriah, Tensi Makin Panas dalam Sepekan

Pangkalan-pangkalan di Suriah timur, tengah, dan selatan yang diserang Israel dalam beberapa bulan terakhir diyakini terdapat kekuatan milisi yang didukung Iran.

Para analis mengatakan Hezbollah dan Israel ingin menghindari konflik habis-habisan selama ketegangan di wilayah tersebut berlangsung.

Kedua pihak ingin tetap mempertahankan gencatan senjata setelah Hezbollah dan Israel selama satu bulan pada 2006.

Baca juga: Mahan Air Nyaris Tabrak Jet Tempur F-15 Saat Dicegat di Suriah, Iran: AS Lakukan Terorisme

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com