WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Senator Amerika Serikat (AS) dari dapil Florida, Marco Rubio, mendukung penutupan Konsulat China di Houston.
Dia menuduh gedung tersebut digunakan sebagai aktivitas mata-mata melalui akun Twitternya pada Rabu (22/7/2020).
Pemerintah AS memerintahkan agar Konsulat China di Houston pada Selasa (21/7/2020).
Sementara itu Pemerintah China mengatakan perintah tersebut tidak pernah dikoordinasikan dengan mereka dan tidak pernah ada peringatan sebelumnya.
Baca juga: China Tutup Konsulat AS di Chengdu, Staf Langsung Beres-beres Keluar
#China’s Houston consulate is a massive spy center, forcing it to close is long overdue.
— Marco Rubio (@marcorubio) July 22, 2020
#China’s consulate in #Houston is not a diplomatic facility. It is the central node of the Communist Party’s vast network of spies & influence operations in the United States. Now that building must close & the spies have 72 hours to leave or face arrest.
This needed to happen.
— Marco Rubio (@marcorubio) July 22, 2020
“Konsulat China di Houston adalah pusat fasilitas mata-mata yang besar. Penutupan fasilitas tersebut sudah lama tertunda,” tulis Rubio dalam akun Twitternya.
Dia juga menuduh Konsulat China di Houston bukanlah fasilitas diplomatik, tapi merupakan simpul utama dari jaringan mata-mata China sebagaimana dilansir dari Fox News, Kamis (23/7/2020).
“Sekarang gedung tersebut harus ditutup dan para mata-mata harus pergi dalam waktu 72 jam atau mereka akan ditangkap,” sambung Rubio.
China menyebut penutupan itu sebagai sebuah eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh AS.
Baca juga: Tak Terima Konsulatnya di Houston Ditutup, China Balas Tutup Konsulat AS di Chengdu
China mengancam akan membalas aksi AS tersebut menurut South China Morning Post.
“China menuntut AS mencabut keputusan yang salah. Jika AS melanjutkannya, China akan mengambil tindakan balasan yang diperlukan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin.