ATHENA, KOMPAS.com - Yunani melalui Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis melontarkan sindiran setelah Hagia Sophia difungsikan sebagai masjid oleh pemerintah Turki.
Presiden Recep Tayyip Erdogan memimpin Shalat Jumat unruk pertama kalinya sejak 86 tahun terakhir, sejak statusnya diubah pada awal Juli ini.
Keputusannya mengembalikan status Hagia Sophia menjadi masjid tak hanya disesalkan negara Barat, namun memantik kemarahan Yunani.
Baca juga: Hagia Sophia Jadi Masjid, Gereja Ortodoks Yunani Berkabung
"Apa yang terjadi hari ini (di Istanbul) bukanlah unjuk kekuatan. Tetapi bukti kelemahan," sindir PM Mitsotakis dalam keterangan resmi.
Dilansir AFP (24/7/2020), dia mengklaim pengembalian status itu "tidak akan bisa menghalangi pancaran sebuah monumen yang jadi warisan global".
"Terutama bagi kami Kristen Ortodoks. Hagia Sophia saat ini ada di hati kami melebihi apa pun. Ada dalam detak jantung kami," kata dia.
Pada tengah hari waktu setempat, bel di gereja seantero Negeri "Para Dewa" dikumandangkan dan bendera dinaikkan setengah tiang sebagai bentuk protes.
Kemudian Kepala Gereja Yunani, Uskup Agung Ieronymos menyatakan bahwa perubahan bangunan era Kekaisaran Bizantium itu adalah "tindakan menjijikkan".
Ieronymos mengatakan, dia akan mengadakan pelayanan khusus di Athena malam harinya, dan mengidungkan Nyanyian Rohani Akathist untuk menghormati Perawan Maria.
Baca juga: Hagia Sophia Jadi Masjid, Yunani Ancam Jadikan Rumah Mustafa Kemal Ataturk Museum Genosida
Berdasarkan tradisi Yunani, ibadah itu pernah digelar di Hagia Sophia pada malam ketika Bizantium jatuh ke tangan Turki Ottoman pada 1453.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan