Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emisi Gas Berbahaya di AS Lebih Banyak Ditimbulkan oleh Para Orang Kaya

Kompas.com - 22/07/2020, 11:39 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sebuah studi komprehensif tentang emisi gas karbon di perumahan Amerika Serikat (AS) menyebutkan bahwa rumah kalangan orang kaya menghasilkan gas hampir 25 persen lebih tinggi dibandingkan rumah kalangan orang miskin.

Para peneliti tersebut mempelajari 93 juta unit rumah di AS untuk menganalisis seberapa banyak emisi gas rumah kaca yang dihasilkan di berbagai lokasi berbeda berdasarkan pendapatan pemilik rumah.

Studi ini dirilis pada Senin (20/7/2020) di Proceedings of the National Academy of Sciences, yang menyebutkan bahwa emisi gas karbon perumahan mengandung hampir seperlima gas yang memicu pemanasan global akibat pembakaran batu bara, minyak, dan gas alam.

Melansir New York Post pada Selasa (21/7/2020), penelitian tersebut menemukan data bahwa pengeluaran emisi gas rumah kaca dari penggunaan energi rata-rata rumah orang berpendapatan tinggi adalah 6.482 pon (2940,186 kilogram) per tahun.

"Angka-angka itu tidak berbohong. Angka-angka itu menunjukkan bahwa orang yang lebih kaya, ada kecenderungan rumah mereka lebih besar dan emisi gas rumah kaca mereka cenderung lebih tinggi," kata pemimpin penelitian, Benjamin Goldstein, seorang ilmuwan lingkungan di University of Michigan.

Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran: Kami Tak Akan Pernah Lupa AS Bunuh Jenderal Qasem Soleimani

Orang yang tinggal di Beverly Hills rata-rata menghasilkan gas rumah kaca 4 kali lebih banyak dibandingkan orang yang tinggal di South Central Los Angeles, yang memiliki penghasilan rata-rata lebih rendah.

Begitu juga di Massachusetts yang merupakan permukiman orang berpenghasilan tinggi di Sudbury, diketahui rata-rata gas rumah kaca yang dihasilkan di udara sebanyak 9.700 pon (4399,84 kilogram) setiap tahun.

Sementara rata-rata orang yang tinggal di lingkungan Dorchester yang jauh lebih miskin di Boston menghasilkan gas rumah kaca di udara sebesar 2.227 pon (1010,15 kilogram) per tahunnya.

"Hasil studi ini adalah pesan utama tentang pola pembentukan emisi. Saya pikir studi ini menimbulkan pertanyaan mendasar tentang keadilan masyarakat yang memiliki ketimpangan pendapatan yang sangat besar," ujar profesor kebijakan iklim University of California San Diego, David Victor.

Seorang dokter ruang gawat darurat dari Boston dan peneliti kesehatan iklim dari Harvard yang bukan bagian dari studi ini, Dr Renee Salas mengatakan bahwa meski orang kaya AS yang menghasilkan lebih banyak emisi gas rumah kaca, tapi orang miskinlah yang lebih terekspos bahaya krisis iklim yang terjadi.

Baca juga: Bagaimana TikTok Bisa Terjebak di Pusaran Konflik AS-China?

Mereka dapat terpapar gelombang panas dari emisi gas rumah kaca yang menimbulkan penyakit medis kronis, yang tidak mampu mereka cegah maupun obati karena akses kesehatan yang terbatas.

Profesor Kesehatan Lingkungan dan Epidemiologi di University of Maryland, Salas dan Sacoby Wilson, yang juga bukan bagian dari studi ini, mengatakan besarnya tingkat gas rumah kaca yang dihasilkan di lingkungan rumah orang kaya, dikarenakan minimnya jumlah pohon dan lebih banyak aspal.

Wilson memperkirakan suhu yang ada di lingkungan orang kaya bisa 10 derajat lebih panas dibandingkan di lingkungan orang miskin .

"Gelombang panas adalah neraka bagi orang miskin," kata Wilson.

Goldstein menghitung angka emisi dengan mengelompokkan 78 persen unit rumah di AS pada 2015, dengan memperhitungkan keadaan rumah, meliputi usia, ukuran, penggunaan pemanas, cuaca, sumber listrik, dan banyak lagi. Kemudian ia bandingkan dengan tingkat pendapatan rata-rata penghuninya.

Baca juga: Kampanye Presiden AS Tak Biasa Kanye West: Aborsi hingga Menangis

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com