WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump mengancam bakal mengerahkan pasukan keamanan ke kota yang "dikuasai" oposisi Demokrat.
Pernyataan itu disampaiakn di tengah upaya pemerintah menangani demonstrasi anti-rasisme, dengan ucapan sang presiden menuai sorotan.
Pekan lalu, Kementerian Keamanan Dalam Negeri (DHS) mengerahkan polisi Patroli Perbatasan dan marshal ke Portland, dengan banyak yang mengerahkan seragam tempur.
Baca juga: Dengan Telanjang, Pengunjuk Rasa Ini Hadapi Polisi Portland
DHS berencana untuk memberangkatkan sekitar 150 personel paramiliter ke Chicago, setelah polisi terlibat bentrok dengan pendemo yang ingin menurunkan patung Christopher Columbus.
Berdasarkan laporan media lokal, secara terpisah sebanyak 63 orang ditembak dengan 12 orang tewas karena kekerasan dengan senjata api.
"Kami juga tengah memperhatikan Chicago. Kami juga mengawasi New York," jelas presiden berusia 74 tahun kepada awak media.
"Lihat apa yang terjadi. Semuanya dikuasai Demokrat. Kota itu dikuasai Demokrat yang liberal, radikal sayap kiri. Kami tak bisa membiarkannya terjadi," kecamnya.
Dari ucapannya bahwa mereka tidak akan meninggalkan New York hingga Baltimore, dia mengancam mengerahkan pasukan keamanan di kota yang dikuasai oposisi.
"Saya akan melakukan sesuatu. Itu yang bisa saya katakan. Karena kami tak akan meninggalkan New York, Chicago, Detroit, dan Baltimore," janjinya.
Dilansir AFP Senin (20/7/2020), DHS menekankan bahwa mereka tidak akan mengomentari jika ada operasi yang dianggap bocor.
Baca juga: Trump Klaim AS Memiliki Tingkat Kematian Terendah karena Covid-19
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan