Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Geisha di Jepang Bertahan Hidup Kala Pandemi: Jiwa Raga Kami Tercerabut

Kompas.com - 20/07/2020, 07:29 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

TOKYO, KOMPAS.com - Ikuko adalah salah satu geisha di wilayah Akasaka, Tokyo. Sudah lebih dari 40 tahun dia menekuni profesi tersebut.

Selama masa pandemi Covid-19, dia tidak bekerja selama berbulan-bulan. Dia beserta teman-teman geisha yang lain takut tertular virus corona.

“Kini kami tidak memiliki penghasilan,” kata Ikuko.

Geisha adalah seniman penghibur tradisional Jepang. Mereka terkenal dengan gaya percakapan yang luwes dan ahli dalam menari dan kesenian tradisional Jepang.

Selama masa pandemi, Jepang menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat sebagaimana dilansir dari Reuters, Kamis (16/7/2020).

Baca juga: Banjir Melanda, Pemerintah Jepang Minta Aturan Covid-19 Tetap Dijalankan

Selama pandemi Covid-19, orang-orang Jepang juga berhemat untuk hiburan. Hal itu berdampak terhadap kunjungan tamu ke tempat hiburan di Akasaka, tempat geisha menghibur.

Protokol kesehatan yang ketat juga membuat orang-orang khawatir pergi ke tempat hiburan, terutama di tempat geisha menghibur. Jumlah kunjungan anjlok hingga 95 persen.

Protokol kesehatan juga membuat aturan baru untuk tempat geisha menghibur, yakni tidak menuangkan minuman, dilarang berjabat tangan, dan menjaga jarak sejauh 2 meter (m).

Para tamu dan geisha juga diwajibkan memakai masker. Sebuah hal yang sulit bagi geisha karena wig yang mereka pakai tidak memungkinkan untuk dipakaikan masker.

“Ketika kamu duduk berdekatan, percakapan akan menjadi sangat hangat. Ketika kamu berjarak dua meter, perasaan itu hilang,” kata Ikuko.

Baca juga: Banjir Dahsyat di Jepang, Ini Kisah Bos Arung Jeram yang Ikut Bantu Evakuasi

Geisha lain, Mayu, mengaku cemas akan adanya gelombang kedua Covid-19.

“Aku sangat cemas, perkiraan tentang gelombang [Covid-19] kedua menakutkan,” kata Mayu.

Geisha bukan hanya satu-satunya seniman Jepang yang merana akibat virus corona. Penampil jiutamai, tarian wanita kuno Jepang, penata rias, penata rambut, dan penata kimono juga terdampak pandemi Covid-19.

Seorang penata rias geisha dan penari kuno, Mitsunaga Kanda, mengatakan, setiap acara yang melibatkan dirinya kini dibatalkan.

Jika Mitsunaga bekerja harus merias geisha, kini dia harus mengatur jarak, memakai masker, dan tidak berbicara.

Baca juga: Banjir Kumamoto di Jepang, 49 Orang Tewas, 40.000 Personel Bantu Evakuasi

Pemilik restoran yang menyediakan hiburan geisha juga sudah berupaya sebisa mungkin untuk menerapkan protokol kesehatan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com