Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kartel Kolombia Bunuh Orang yang Langgar Lockdown Covid-19

Kompas.com - 16/07/2020, 23:46 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

BOGOTA, KOMPAS.com - Kelompok bersenjata ilegal, termasuk kartel, di Kolombia dilaporkan menerapkan lockdown ketat untuk menangkal Covid-19 di wilayah yang mereka kuasai.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan Human Rights Watch (HRW), mereka mengancam bahkan membunuh orang yang tidak mematuhi aturan.

Dalam beberapa bulan terakhir, setidaknya ada sembilan orang yang dibunuh oleh geng kriminal itu, baik karena melanggar atau terang-terangan menentang.

Baca juga: Terapkan Lockdown untuk Cegah Covid-19, Wali Kota Meksiko Ditembak Mati Geng Kriminal

Edison Leon, salah seorang pemimpin komunitas setempat, dibunuh pada Juni lalu setelah mengirimkan surat peringatan kepada pemerintah.

Dalam suratnya, Leon memperingatkan ada kelompok bernama La Mafia yang memaksakan pos pemeriksaan kepada warga maupun tenaga kesehatan di region Putumayo.

"Saya tidak berniat untuk mengirimkan orang kepada kematian," tulis Leon. Beberapa hari kemudian, kelompok itu membunuhnya.

Hingga Rabu malam waktu setempat (15/7/2020), kasus Covid-19 di Kolombia sudah mencapai 165.169 dengan 5.814 korban meninggal.

Di kota pelabuhan bernama Tumaco, yang disebut merupakan salah satu tempat berbahaya di negara itu, geng kriminal melarang warga untuk memancing.

Dilansir Daily Mail Kamis (16/7/2020), mereka bahkan menerapkan jam malam pukul 17.00. Jauh lebih ketat dari yang diberlakukan pemerintah.

Baca juga: Covid-19 Renggut Nyawa Bos Kartel Meksiko di Penjara

Jose Miguel Vivanco, Direktur Amerika HRW menerangkan, hukuman keras dari kartel maupun geng itu menyasar daerah miskin maupun terpencil.

"Setiap orang yang berada di daerah tersebut terancam diserang, bahkan harus kehilangan nyawanya jika meninggalkan rumah," jelas Vivanco.

Dia menjelaskan grup tersebut berisi mantan pemberontak dari Revolutionary Armed Forces of Colombia dan Pasukan Pembebasan Nasional.

Dalam pandangan Vivanco, kelompok itu tak hanya ingin meraih legitimasi sekaligus mengamankan pengaruh. Tapi juga ketakutan akan virus corona.

Banyak di daerah pedesaan di mana grup itu beroperasi tak mempunyai peralatan seperti ventilator untuk merawat pasien virus corona.

"Jelas terdapat ketakutan bahwa wabah ini bisa menjangkiti mereka," jelas Vivanco. Apalagi selain pandemi, Kolombia juga dihantam isu lain.

Baca juga: Jadi Bos Kartel Narkoba Meksiko, Wanita Ini Tewas Ditembak Polisi

Warga yang menempati tempat tidur sementara beristirahat di Bandara Internasional El Dorado beberapa jam setelah pemerintah Kolombia memerintahkan 19 hari isolasi kawasan sebagai upaya menghambat penularan virus corona (COVID-19), di Bogota, Kolumbia, Selasa (24/3/2020).ANTARA FOTO/REUTERS/NATHALIA ANG Warga yang menempati tempat tidur sementara beristirahat di Bandara Internasional El Dorado beberapa jam setelah pemerintah Kolombia memerintahkan 19 hari isolasi kawasan sebagai upaya menghambat penularan virus corona (COVID-19), di Bogota, Kolumbia, Selasa (24/3/2020).

Halaman:
Baca tentang
Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com