Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Blokir Huawei, Siap-siap Ganti Vendor Baru

Kompas.com - 15/07/2020, 21:19 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

LONDON, KOMPAS.com - Inggris resmi memblokir perusahaan telekomunikasi asal China, Huawei, dalam pengembangan jaringan 5G di negara tersebut.

Kebijakan pemblokiran terhadap Huawei telah lama diupayakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dalam tarik-ulur geopolitiknya dengan China.

Gedung Putih mengatakan keputusan itu mencerminkan konsensus internasional yang berkembang bahwa Huawei dan vendor tidak terpercaya lainnya menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional.

Itu karena AS menuding Huawei terikat dengan Partai Komunis China sebagaimana dilansir dari AFP, Rabu (15/7/2020).

Tetapi langkah yang diambil Inggris menimbulkan konsekuensi baru yakni kerenggangan hubungan dengan China.

Baca juga: Ikuti Langkah AS, Inggris Blokir Huawei

Selain itu, penyedia layanan seluler Inggris yang telah bergantung pada komponen yang diproduksi Huawei selama hampir 20 tahun.

Huawei menyebut keputusan tersebut dipolitisasi dan hal itu akan menyebabkan Inggris tidak akan bisa mengejar kemajuan teknologi digital.

Duta Besar (Dubes) China di London, Liu Xiaoming, menyebut keputusan tersebut sebagai sebuah kesalahan dan mengecewakan.

"[Keputusan] itu menjadi pertanyaan apakah Inggris dapat menyediakan lingkungan bisnis yang terbuka, adil, dan tidak diskriminatif untuk perusahaan dari negara lain," tulis Liu Xiaoming di Twitter.

Melalui keputusan tersebut, perusahaan telekomunikasi di Inggris dipaksa berhenti membeli peralatan 5G baru dari Huawei mulai tahun depan dan menghilangkan komponen yang telah terpasang hingga akhir 2027.

Baca juga: AS Tuding Huawei Didukung Militer China

Menteri Digital, Budaya, Media, dan Olahraga Inggris, Oliver Dowden, mengatakan kepada parlemen bahwa keputusan tersebut bukanlah keputusan yang mudah.

“Tetapi ini adalah keputusan yang tepat untuk jaringan telekomunikasi Inggris, untuk keamanan nasional dan ekonomi kita,” ujar Dowden.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com