Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambisi Mesir: Seluruh Mobil Baru Harus Berbahan Bakar Gas

Kompas.com - 15/07/2020, 06:30 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KAIRO, KOMPAS.com - Pada Minggu (12/7/2020), Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengumumkan bahwa Mesir tidak akan mengeluarkan lisensi untuk mobil baru kecuali mereka menggunakan bahan bakar gas.

Keputusan tersebut dimaksudkan untuk melestarikan lingkungan, sumber daya alam negara, dan kehidupan warga sebagaimana dilansir dari Egypt Independent, Senin (13/7/2020).

“Siapa pun yang memiliki mobil berusia 25 tahun, biaya perbaikannya sangat banyak dan boros bahan bakar,” kata Abdel Fattah al-Sisi.

Dia berujar negara akan membantu calon pemilik mobil yang menginginkan mobil berbahan bakar gas dengan memberi mereka pinjaman untuk membantu membeli mobil dengan biaya serendah mungkin.

Dia menambahkan keputusan akan berlaku untuk mobil apa pun, apakah itu minibus, mobil pribadi, atau taksi.

Baca juga: 3 Alasan Negara untuk Pulihkan Covid-19 dengan Energi Bersih

Mesir bersungguh-sungguh dalam rencana pengkonversian konsumsi kendaraan yang semula mengonsumsi bensin menjadi gas alam. Seluruh mobil sedianya harus mengonsumsi gas alam.

Menteri Perdagangan dan Industri Mesir, Nevine Gamei, mengatakan proses konversi tersebut harusnya kurang dari 20 tahun.

Biaya konversi tersebut akan bekisar dari 8.000 pound mesir hingga 12.000 pound mesir atau Rp 7,2 juta hingga Rp 10,9 juta tergantung pada jenis mobilnya.

Gamei meyakinkan bahwa proses tersebut akan bermanfaat bagi warga.

Dengan asumsi taksi menggunakan 15 liter bensin sehari dengan harga 7,5 pound Mesir atau Rp 6.841 maka dalam 30 hari pemiliknya akan menghabiskan 4.000 pound Mesir atau Rp 3,6 juta.

Baca juga: Energi Baru Terbarukan Bisa Jadi Pondasi Pemulihan Ekonomi Pasca Covid-19

Sementara itu, satu liter bensin setara dengan 1,1 meter kubik gas dengan harga per meter persegi sekitar 3.5 pound Mesir atau Rp 3.192.

Sehingga dalam 30 hari, pemilik akan membayar 1.900 pound Mesir atau Rp 1,7 juta untuk membeli bahan bakar. Hal itu berarti menghemat lebih dari setengah uang yang dihabiskan untuk membeli bensin.

Dia menjelaskan biaya konversi dari mobil yang mengonsumsi bensin menjadi gas dapat di-cover sekitar empat bulan setelah dikonversi.

Jika ada warga negara keberatan secara finansial untuk mengonversi mobilnya, mereka dapat menuju ke pusat konversi atau Badan Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di mana harga konversi dapat dicicil dalam jangka waktu tertentu.

Baca juga: Sekjen PBB: Dampak Pandemi Covid-19, Saatnya Transisi ke Energi Bersih

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com